Thursday, August 31, 2006

Metode Memahami Alquran

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak didalamnya."(An-Nisaa: 82)
.
Al-Qur'an merupakan.kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan umat manusia di dunia ini. Dengan petunjuk AI-Qur'an, kehidupan manusia akan berjalan dengan baik, manakala merekamemiliki problema, maka problema itu dapat terpecahkan sehingga ibarat penyakit akan ditemukan obatnya dengan AI-Qur'an itu.
.
Sebaliknya, tanpa petunjuk AI-Qur'an kehidupan manusia menjadi semraut, yang benar dibilang salah, yang salah dianggap benar, yang halal dianggap haram dan yang haram dihalalkan, begitulah seterusnya. Sementara problematika hidup selalu bermunculan, satu masalah belum terselesaikan lalu muncul lagi masalah baru yang lebih rumit dan sulit untuk memecahkanya.
.
Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi kita sebagai umat Islam untuk memahami AI-Qur'an dengan sebaik-baiknya sehingga AI-Qur'an bisa kita pahami dengan benar lalu kita gunakan sebagai pedoman hidup di dunia ini dengan sebenar-benarnya. Adapun sebagai da'I, lebih penting lagi agar kita bias menda'wahkan Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya.
.
Manakala kita dan kaum Muslimin telah menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam hidup ini, maka paling kurang ada tiga keuntungan yang akan kita peroleh.
Pertama, Kehidupan menjadi terbimbing dalam berbagai aspek.Kedua, mampu mengatasi persoalan-persoalan hidup. Ketiga, kehidupan menjadi bersih dari noda dan dosa.
Untuk bisa memahami AI-Qur'an dengan baik, ada beberapa pendekatan yang bisa kita lakukan.
.
Memahami AI-Qur'an Dengan AI-Qur'an.
.
AI-Qur'an merupakan wahyu Allah yang antara satu dengan lainya saling membenarkan dan menafsirkan, karenanya tidak akan kita temukan kontradiksi antara satu ayat dengan ayatlainya, Allah berfirman yang artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an?. Kalau sekiranya AI-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mandapat pertentangan yang banyak didalamnya."(Q. S. 4: 82)
.
Ada banyak contoh tentang memahami ayat dengan ayat AI-Qur'an juga, misalnya Ibnu Katsir menghubungkan ayat 7 dari surat Al-Fatihah (Jalan orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka...) dengan surat An-Nisa: 69, yang artinya:"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; Nabi-nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebik-baiknya."
.
Memahami AI-Qur'an Dengan Hadits
.
Disamping dengan ayat atau surat lain, AI-Qur'an juga bisa dipahami dari hadits melalui penjelasan dari Rasulullah SAW, hal ini karena Rasulullah memang bertugas untuk menjelaskan Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya. karena itu hadits-haditsnya bisa kita jadikan rujukan untuk memahami suatu ayat.
Diantara contoh tafsir dari hadits Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud yang artinya: Ketika turun ayat ini:"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imanya dengan kezaliman..."(Q. S. 6: 82),
.
hal ini sangat meresahkan para sahabat. Mereka bertanya; "Ya Rasulullah, siapakah diantara kita yang tidak berbuat zalim tertiadap dirinya?". Beliau menjawab: "Kezaliman disini bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan hamba yang shaleh (Luqman), "sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar."(Q. S. 31: 130). Kezaliman disini adalah syirik.(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).

Di dalam hadits, terdapat juga rincian tentang apa yang diperintah dan apa yang dilarang serta ketentuan hukum yang difardhukan oleh Allah SWT. Maka hadits-hadits semacam ini berarti tatsir atau penjelasan atau suatu ayat didalam Al-Qur'an, misalnya didalam AI-Qur'an kaum Muslimin diperintah untuk menunaikan shalat, namun AI-Qur'an tidak menjelaskan teknis pelaksanaan shalat, maka shalat Nabi yang tergambar didalam hadits merupakan penafsiran ayat tentang shalat, dan begitulah seterusnya sehingga Al-Qur'an memang harus kita pahami dengan hadits-hadits, baik sisi kandungan maupun teknis pelaksanaan dari suatu ayat.
.
Memahami AI-Qur'an Dengan Asbabun Nuzul.
.
Tidak kurang dari sepertiga Al-Qur'an turun dengan asbabun nuzul (sebab turunya AI-Qur'an). Ini berarti, untuk memahami maksud, tujuan dan kandungan AI-Qur'an harus kita lakukan melalui asbabun nuzul. Menurut Manna Khalil Al Qattan dalam bukunya mabahits fi Ulumil Qur'an mendefinisikan asbabun nuzul:"Sesuatu hal yang karenanya AI-Qur'an diturunkan untuk menerangkan status (hukum) nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan."
Dengan memahami asbabun nuzul kita menjadi tahu latar belakang diturunkanya suatu ayat atau surat dan dengan itu pula kita menjadi tahu makna dan kandungan suatu ayat dan surat serta terhindar dari pemahaman yang keliru dari kandungan yang sesungguhnya dari satu ayat atau surat. Bahkan dengan asbabun nuzul pula, kita bisa mencegah terjadinya penyalahgunaan makna suatu ayat untuk kepentingan-kepentingan yang justeru bertentangan dengan misi AI-Qur'an.
.
Memahami AI-Qur'an Dengan Qaul Sahabat.
.
Para sahabat merupakan generasi yang merasakan suasana turunya AI-Qur'an, apalagi mereka memiliki kesiapan rohani yang kuat untuk bisa menerima pesan-pesan yang terkandung di dalam AI-Qur'an. Karena itu, wajar saja apabila untuk memahami AI-Qur'an, kita juga harus merujuknya kepada ucapan, pemahaman atau penafsiran para sahabat terhadap AI-Qur'an. Disamping sahabat yang menjadi khalifah,ada banyak sahabat yang sering kali menafsirkan AI-Qur'an, misalnya saja lbnu Mas'ud, Ubai bin Ka'ab Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubajr, Aisyah r. a., dll.
Diantara contoh tentang ayat yang ditafsirkan sahabat adalah firman Allah yang artinya: "Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka itu bersyukur."(Q. S. 7: 17).
lbnu Abbas menafsirkan ayat tersebut seperti yang dikutip oleh lbnu Katsir bahwa yang dimaksud dengan syaitan menggoda dari depan adalah agar manusia tidak percaya akan kehidupan akhirat, dari belakang agar manusia terlalu cinta pada dunia, dari kanan agar manusia mengabaikan syari'at dan dari kiri agar manusia lebih cenderung pada dosa dan kemaksiatan.
.
Memahami AI-Qur'an Dengan Makna Katanya.
.
AI-Qur'an merupakan kitab suci yang berasal dari bahasa Arab. Oleh karena itu, untuk memahami ayat-ayat yang terkandung didalam AI-Qur'an, kita perlu menggunakan pendekatan dari makna kosa kata yang terdapat dari AI-Qur'an itu, hal ini karena meskipun maksud AI-Qur'an tidak persis sama dengan arti harfiyah pada suatu istilah, tapi paling tidak berangkat dari makna kosa kata kita akan memahami kemana arah atau makna dari suatu ayat.
Sebagai contoh, didalam AI-Qur'an terdapat kata "amar ma'ruf dan nahi munkar" yang diterjemahkan dengan memerintahkan yang baik dan mencegah yang buruk. Secara harfiyah, ma'ruf itu artinya dikenal, yakni sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia. Kebaikan pada dasarnya sudah diketahui oleh manusia, tapi meskipun manusia sudah tahu tentang kebaikan belum tentu manusia melakukan kebaikan itu. Adapun munkar artinya sesuatu yang diingkari, keburukan, kemaksiatan dan kebathilan disebut munkar karena pada dasarnya manusia tidak suka kemunkaran itu, namun ternyata dengan hawa nafsu manusia malah melakukan kemunkaran itu, makanya mereka harus dicegah dari melakukannya.
Dengan demikian, pendekatan makna kata untuk memahami kandungan suatu ayat menjadi sangat penting kita lakukan untuk bisa memahami ayat itu sendiri.
.
Memahami AI-Qur'an Dengan Tafsir Para Ulama.
.
Kapasitas keilmuan kita yang belum memadai untuk memahami AI-Qur'an secara langsung tidak membuat kita harus berkecil hati untuk bisa memahami Al-Qur'an dengan baik, kita mungkin saja bias memahami Al-Qur'an dengan baik dengan membaca dan mengkaji penafsiran dan para ulama ahli tafsir yang diakui oleh para ulama dan umat Islam pada umumnya.
.
Kita amat bersyukur karena para ulama itu sangat membantu kita dalam memahami AI-Qur'an dengan kitab yang mereka tulis. Baik ulama dari dalam negeri kita sendiri seperti Prof. Dr. Hamka dengan Tafsir Al Azhar, Prof. Dr. Quraish Shihab dengan Tafsir Al Misbah, Prof. Dr. Hasbi Ash Shiddiqi dengan Tafsir An Nur, dll.
.
Sedangkan ulama dari luar antara lain: Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid bin Kasir Abu Ja'far At Tabari dengan Tafsir At Tabari, Ismail bin Amr Al Qurasyi bin Katsir dengan Tafsir lbnu Katsir hingga Sayyid Qutb dengan Tafsir Fi Zilalil Qur'an, dll.
.
Demikianlah secara umum beberapa pendekatan yang harus ditempuh dalam upaya memahami Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya. Ini berarti, menjadi keharusan kita bersama untuk terus melakukan tadabbur atau pengkajian terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam AI-Qur'an.
.
Oleh: Drs. Ahmad Yani

Thursday, August 24, 2006

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

.
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telatendalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secarakhusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbastelah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari iaditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW)mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbasada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah),sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilahnikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukursangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yangdiberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit darikita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyakamal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yanglebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukurmaka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
.
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluargayang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga)akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepadakesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yangsholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknyamenjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh,akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayanisuaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialahmenjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.
.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seoranganak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf RasulullahSAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anakmuda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibuyang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernahmelepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalumenggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakahaku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allahridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakkuketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadisttersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidakcukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimalkita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anakyang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialahkita bila memiliki anak yang sholeh.
.
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk imankita.
.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenalsiapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslahorang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalamsebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergauldengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalumengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat imandan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allahcahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yangsholeh.
.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapihalalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernahbertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamuberdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman danpakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanyadikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karenadoanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akanmenjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dankokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialahorang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
.
Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmuagama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untukbelajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin iabelajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepadaAllah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang"hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dannikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmuagama Islam.
.
Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yangsetiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisihidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisidengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapuncenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itupikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, makaiapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum iasempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatanyang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyakmempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tuasemakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanyadiisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasatakutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuksegera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yangdijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yangbaroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikatorkebahagiaan dunia.
.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikatorkebahagiaan dunia tersebut ?
.
Selain usaha keras kita untuk memperbaikidiri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu'mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling seringdibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut"Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "YaAllah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwakita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan duniayang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasanganhidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yangsoleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umuryang baroqah.Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalamgenggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudahpatut kita syukuri.Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa filaakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaanakhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah.Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayangAllah.
.
Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuksurga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap haripuasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuksurga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kitatidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
.
Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkankalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana denganEngkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh sayapun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya :"Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW kembalimenjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikanAllah semata".Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukanuntuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allahitulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang,disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana