Friday, April 29, 2005

MENGUSAP WAJAH SESUDAH BERDOA

MENGUSAP WAJAH SESUDAH BERDOA
.
Sebagian orang sesudah berdoa mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya, padahal tidak ada hadits satupun yang shahih yang membenarkan perbuatan tersebut. Yang paling baik adalah mengikuti sunnah Rasul dan yang paling buruk adalah segala tindakan menentang sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang yang berdoa hendaknya tidak mengusapkan kedua telapak tangan sesudah berdoa, sebab tanpa itu dia akan mendapat pahala.
.
Abu Daud berkata bahwa saya mendengar Imam Ahmad ditanya oleh salah seorang tentang hukum mengusap wajah sesudah berdoa, maka beliau menjawab : “Saya tidak pernah mendengar itu dan saya tidak pernah mendapatkan sesuatu tentang itu. Abu Daud berkata : Saya tidak pernah melihat Imam Ahmad mengerjakan hal itu. [Abu Daud dalam Masail Imam Ahmad hal.71
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa mengangkat tangan pada saat berdoa adalah sunnah berdasarkan hadits-hadits yang sangat banyak, tetapi tentang mengusap wajah dengan kedua telapak tangan tidak saya temukan kecuali satu atau dua hadits, itupun tidak bisa dipakai sebagai dasar amalan tersebut.[Majmu Fatawa 22/519]Syaikh Al-Izz bin Abdussalam berkata bahwa tidaklah mengusap wajah dengan kedua telapak tangan sesudah berdoa kecuali orang-orang bodoh saja. [Fatawa Izz bin Abdussalam][Disalin dari buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a hal. 75-76 &81-82ul Haq]
.
.
HADITS-HADITS LEMAH TENTANG MENGUSAP MUKA SETELAH BERDO’A
.
.
Banyak orang yang mengusap muka mereka setelah melakukan sholat ataupun berdo'a. Namun benarkah amalan itu pernah dilakukan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya? Risalah ini insya Allah akan menjelaskan tentang lemahnya hadits-hadits mengenai mengusap wajah.
.
1. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a, tidaklah menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya.
Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu 'Asakir (7/12/2). Dengan sanad :Hammaad ibn 'Isa al-Juhani dari Hanzalah ibn Abi Sufyaan al-Jamhi dari Salim ibn 'Abdullah dari bapaknya dari 'Umar ibn al-Khatthab. At Tirmidzi berkata : ''Hadits ini gharib, kami hanya mendapatkannya dari Hammad ibn 'Isa Al Juhani. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini. Dia hanya mempunyai (meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan darinya.'' Bagaimanapun juga hadits ini lemah, berdasarkan pada perkataannya Al Hafidh Ibnu Hajar di dalam At Taqrib, dimana beliau menjelaskan tentang riwayat hidupnya dalam At Tahdzib : ''Ibnu Ma'in berkata:'Dia adalah Syaikh yang baik', Abu Hatim berkata:'Lemah didalam (meriwayatkan) hadits', Abu Dawud berkata:'Lemah, dia meriwayatkan hadits-hadits munkar'. Hakim dan Naqash berkata:'Dia meriwayatkan hadits-hadits yang tidak kuat dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash Shadiq', Dia dinyatakan lemah oleh Ad Daraquthni, Ibnu Hibban mengatakan bahwa dia meriwayatkan sesuatu yang salah melalui jalur Ibnu Juraij dan Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, tidaklah diperbolehkan untuk menjadikannya sebagai sandaran, Ibnu Makula berkata:'mereka semua mencap hadits-hadits dari dia sebagai hadits lemah'''. Terdapat hadits yang sejenis dengan hadits 1:
''Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap wajahnya dengannya''
Hadits ini Dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1492) dari Ibnu Lahi'ah dari Hafsh bin Hisyam bin 'Utbah bin Abi Waqqash dari Sa'ib bin Yazid dari ayahnya. Ini adalah hadits dha'if berdasarkan pada Hafsh bin Hisyam karena dia tidak dikenal (majhul) dan lemahnya Ibnu Lahi'ah (Taqribut Tahdzib). Hadits ini tidak bisa dikuatkan oleh dua jalur hadits berdasarkan lemahnya hadits yang pertama.
.
2. ''Jika kamu berdo'a kepada Allah,kemudian angkatlah kedua tanganmu (dengan telapak tangan diatas), dan jangan membaliknya,dan jika sudah selesai (berdo'a) usapkan (telapak tangan) kepada muka''.
Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (hal. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu'jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim (1/536), dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka'b dari Ibnu 'Abbas radiallaahu 'anhu (marfu'). Lemahnya hadits ini ada pada Shalih bin Hassan, Sebagai munkarul hadits, seperti dikatakan Al Bukhari dan Nasa'i,''Dia tertolak dalam meriwayatkan hadits''; Ibnu Hibban berkata:''Dia selalu menggunakan (mendengarkan) penyanyi wanita dan mendengarkan musik, dan dia selalu meriwayatkan riwayat yang kacau yang didasarkan pada perawi yang terpercaya''; Ibnu Abi Hatim berkata dalam Kitabul 'Ilal (2/351):''Aku bertanya pada ayahku (yaitu Abu Hatim al-Razi) tentang hadits ini, kemudian beliau berkata:'Munkar'.'' Hadits dari Shalih bin Hasan ini diriwayatkan juga oleh jalur lain yaitu dari Isa bin Maimun, yaitu yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ka'ab, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Nashr. Tapi hal ini tidaklah merubah lemahnya hadits ini, sebab Isa bin Maimun adalah lemah. Ibnu Hibban berkata:''Dia meriwayatkan beberapa hadits,dan semuanya tertolak''. An Nasa'i berkata:''Dia tidak bisa dipercaya''. Hadits dari Ibnu Abbas ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (1485), dan Bayhaqi (2/212), melalui jalur 'Abdul Malik ibn Muhammad ibn Aiman dari 'Abdullah ibn Ya'qub ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan kepadanya dari Muhammad ibn Ka'b, dengan matan sebagai berikut :
''Mintalah kepada Allah dengan (mengangkat) kedua telapak tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka usaplah mukamu dengannya''.
Hadits ini sanadnya dha'if. Abdul Malik dinyatakan lemah oleh Abu Dawud. Dalam hadits ini terdapat Syaikhnya Abdullah bin Ya'qub yang tidak disebutkan namanya, dan tidak dikenal - Bisa saja dia adalah Shalih Bin Hassan atau Isa bin Maimun. Keduanya sudah dijelaskan sebelumnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Hakim (4/270) melalui jalur Muhammad ibn Mu'awiyah, yang berkata bahwa Mashadif ibn Ziyad al-Madini memberitahukan padanya bahwa dia mendengar hal ini dari Muhammad ibn Ka'b al-Qurazi. Adz Dzahabi menyatakan bahwa Ibnu Mu'awiyah dinyatakan kadzab oleh Daraquthni, Maka hadits ini adalah maudhu'. Abu Dawud berkata tentang hadits ini:''hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu jalur melalui Muhammad ibn Ka'b; semuanya tertolak.''
Mengangkat kedua tangan ketika melakukan qunut memang terdapat riwayat dari Rasulullah tentangnya, yaitu ketika beliau berdoa terhadap kaum yang membunuh 15 pembaca Al Qur'an (Riwayat Ahmad (3/137) & AthThabarani Al-Mu'jamus-Shaghir (hal. 111) dari Anas dengan sanad shahih. Serupa dengan yang hadits yang diriwaytakan dari Umar dan yang lainnya ketika melakukan qunut pada sholat Witir. Namun mengusap muka sesudah du'a qunut maka tidaklah pernah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak juga dari para shahabatnya, ini adalah bid'ah yang nyata. Sedangkan mengusap muka setelah berdoa diluar sholat berdasarkan pada dua hadits. Dan tidaklah dapat dikatakan benar kedua hadits tersebut bisa menjadi hasan,seperti yang dikatakan oleh Al Manawi, berdasarkan pada lemahnya sanad yang ditemukan pada hadits tersebut. Inilah yang menjadikan alasan Imam An Nawawi dalam Al Majmu bahwa hal ini tidak dianjurkan, menambahkan perkataan Ibnu 'Abdus-Salaam yang berkata bahwa ''hanya orang yang sesat yang melakukan hal ini''.
Bukti bahwa mengusap muka setelah berdo'a tidak penah dicontohkan adalah dikuatkan bahwa terdapat hadits-hadits yang tsabit yang menyatakan diangkatnya tangan untuk berdo'a, tapi tidak ada satupun yang menjelaskan mengusap muka setelahnya, dengan hal ini, wallahu a'lam, hal ini tidak diterima dan tidak pernah dicontohkan. Wallahu a'lam bish shawab
.
Sumber : Kitab Irwa'ul Ghalil 2/178-182. Karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani

Tuesday, April 26, 2005

Hukum Tahlilan

Tahlilan
.

I. PENDAHULUAN
.
Dakwah mengajak manusia kepada Allah SWT membutuhkan sikap lemah lembut dan tegas, karena yang dihadapi seorang da’I adalah berbagai lapisan masyarakat. Jika dakwah dilakukan terlalu kasar, maka mereka tidak akan menerima dan bahkan lari darinya. Dalam masyarakat terjadi beberapa kesalahan dan kemunkaran, namun dianggap suatu ajaran agama, antara lain: Upacara perkawinan, acara tujuh bulanan, upacara kematian, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan ini Pusat Konsultasi Syariah ingin memberikan penjelasan hal-hal yang berkaitan dengan upacara kematian, tegasnya masalah hukum tahlilan dan hal-hal yang terkait dengannya seperti[1]:
· Waktu pelaksanaan tahlilan upacara kematian.
· Hidangan untuk para tamu.
· Menghadiahkan pahala untuk orang yang telah meninggal.
· Solusi dan sikap seorang da’I yang mesti dilakukan.
.
II. WAKTU PELAKSANAAN TAHLILAN
Tahlilan atau upacara selamatan untuk orang yang telah meninggal, biasanya dilakukan pada hari pertama kematian sampai dengan hari ke-tujuh, selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, ke-satu tahun pertama, kedua, ketiga dst. Dan ada juga yang melakukan pada hari ke-1000. Dalam upacara dihari-hari tersebut, keluarga si mayyit mengundang orang untuk membaca beberapa ayat dan surat Alquran, tahlil, tasbih, tahmid, shalawat dan do’a. Pahala bacaan Alqur’an dan dzikir tersebut dihadiahkan kepada si mayyit.
Menurut penyelidikan para ahli, upacara tersebut diadopsi oleh para da’I terdahulu dari upacara kepercayaan Animisme, agama Budha dan Hindu. Menurut kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme bila seseorang meninggal dunia maka ruhnya akan datang kerumah pada malam hari mengunjungi keluarganya. Jika dalam rumah tadi tidak ada orang ramai yang berkumpul-kumpul dan mengadakan upacara-upacara sesaji, seperti membakar kemenyan, dan sesaji terhadap yang ghaib atau ruh-ruh ghaib, maka ruh orang mati tadi akan marah dan masuk(sumerup) ke dalam jasad orang yang masih hidup dari keluarga si mati. Maka untuk itu semalaman para tetangga dan kawan-kawan atau masyarakat tidak tidur, membaca mantera-mantera atau sekedar kumpul-kumpul. Hal semacam itu dilakukan pada malam pertama kemtian, selanjutnya malam ketiga, ketujuh, ke-100, satu tahun, dua tahun dan malam ke-1000.
Setelah orang-orang yang mempunyai kepercayaan tersebut masuk Islam, mereka tetap melakukan upacara-upacara tersebut. Sebagai langkah awal, para da’I terdahulu tidak memberantasnya, tetapi mengalihkan dari upacara yang bersifat Hindu dan Budha itu menjadi upacara yang bernafaskan Islam. Sesaji diganti dengan nasi dan lauk-pauk untuk shodaqoh. Mantera-mantera digantika dengan dzikir, do’a dan bacaan-bacaan Alqur’an. Upacara semacam ini kemudian dianamakan Tahlilan yang sekarang telah membudaya pada sebagian besar masyarakat.
.
III. MENYEDIAKAN MAKANAN
Dalam acara Tahlilan , keluarga mayyit biasanya menyediakan makanan untuk orang-orang yang datang pada upacara tersebut sebagai sedekah. Padahal Nabi Muhammad SAW memerintahkan supaya para tetangga memberi atau menyediakan makanan kepada keluarga mayyit. Para tetangga, sanak famili, dan handai tolan supaya datang ikut bela sungkawa dengan membawa sesuatu untuk penyelenggaraan jenazah atau membawa makanan untuk keluarga yang dilanda musibah. Rasulullah SAW bersabda:
عن عبد الله بن جعفر قال لما جاء نعى جعفر حين قتل قال النبي صلى الله عليه وسلم : اصنعوا لأل جعفر طعاما
فقد أتاهم ما يشغلهم {رواه الشافعي وأحمد}
Artinya: Berkata Abdullah bin Ja’far tatkala datang khabar bahwa Ja’far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda:” Bikinkanlah makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkan mereka”(HR Asy-Syafi’I dan Ahmad).
Jadi yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena musibah menyediakan makanan buat orang yang datang. Dan hadits lain menerangkan bahwa menghidangkan makanan dalam upacara kematian adalah termasuk meratap yang dilarang oleh agama sebagaimana hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih:
كنا نعد الإجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة
Artinya:” Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah termasuk perbuatan meratap”.
Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu Umar bertanya:” Adakah mayyit kalian diratapi ? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyit dan membuat makanan ? Dia menjawab:ya, maka Umar berkata:” Yang demikian adalah ratapan”. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).
Diterangkan dalam kitab ‘Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatan itu adalah munkar:
1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi’i:
نعم ما يفعل الناس من الإجتماع عند أهل الميت وصنع الطعام من البدع المنكرة التي يثاب على منعها ولي الأمر
Artinya:” Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan adalah perbuatan bid’ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan mendapatkan pahala”.
2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi:
نعم يثاب ولي الأمر على منعهم من تلك الأمور التي هي من البدع
Artinya:” Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia dari perbuatan bid’ah”.
3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali:
فقد أجاب بنظير هذين الجوابين مفتي السادة المالكية ومفتي السادة الحنابلة
Artinya:” Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab Maliki dan Mufti Madzhab Hambali”.
Dengan demikian jelaslah bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan oleh keluarga mayyit adalah perbuatan munkar yang harus dihindari.
.
IV. BERDO’A MENGHADIAHKAN PAHALA KEPADA ORANG YANG TELAH MENINGGAL.
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berdo’a dan mengahadiahkan pahala ibadah kepada orang yang telah meninggal dunia.
.
A. PENDAPAT PERTAMA
Hal tersebut tidak diperintahkan agama berdasarkan dalil:
1. Firman Allah surat An-Najm:38-39:
ألا تزر وازرة وزر أخرى وأن ليس للإنسان إلا ما سعى
Artinya:” Yaitu bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”
2. Surat Yaasiin:54
فاليوم لا تظلم نفس ولاتجزون إلا ما كنتم تعملون
Artinya:” Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan”
3. Surat Al Baqaraah 286
لها ما كسبت وعليها مااكتسبت
Artinya:” Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”.
Ayat-ayat diatas adalah sebagai jawaban dari keterangan yang mempunyai maksud yang sama, bahwa orang yang telah mati tidak bisa mendapat tambahan pahala kecuali yang disebutkan dalam hadits:
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو ولد صالح يدعو له أو علم ينتفع به من بعده
Artinya:” Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo’akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya”(HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’I dan Ahmad).
.
B. PENDAPAT KEDUA
Membedakan antara ibadah badaniyah dan ibadah maliyah. Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajji sampai kepada mayyit, sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Alqur’an tidak sampai. Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dari Madzhab Syafi’I dan pendapat Madzhab Malik. Mereka berpendapat bahwa ibadah badaniyah adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain, sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak boleh menyertakan ibadah tersebut untuk menggantikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW:
لا يصلى أحد عن أحد ولا يصوم أحد عن أحد ولكن يطعم عنه مكان كل يوم مدا من حنطة {رواه النسائ}
Artinya:” Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum”(HR An-Nasa’I).
.
C. PENDAPAT KETIGA
Do’a dan ibadah baik maliyah maupun badaniyah bisa bermanfaat untuk mayyit berdasarkan dalil berikut ini:
1. Dalil Alqur’an:
والذين جاؤوا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا سبقونا بالإيمان
Artinya:” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a :” Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudar-saudar kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami” (QS Al Hasyr: 10)
Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang yang beriman karena mereka memohonkan ampun (istighfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang telah meninggal dapat manfaat dari istighfar orang yang masih hidup.
2. Dalil Hadits
a. dalam hadits banyak disebutkan do’a tentang shalat jenazah, do’a setelah mayyit dikubur dan do’a ziarah kubur. Tentang do’a shalat jenazah antara lain, Rasulullah SAW bersabda:
عن عوف بن مالك قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم-وقد صلى على جنازة- يقول: اللهم اغفرله وارحمه واعف عنه وعافه وأكرم نزله ووسع مدخله واغسله بماء وثلج وبرد ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس وأبدله دارا خيرا من داره وأهلا خيرا من أهله وزوجا خيرا من زوجه وقه فتنة القبر
وعذاب النار {رواه مسلم }
Artinya:” Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW – setelah selesai shalat jenazah-bersabda:” Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka” (HR Muslim).
Tentang do’a setelah mayyit dikuburkan, Rasulullah SAW bersabda:
عن عثمان ابن عفان رضي الله عنه قال كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا خرج من دفن الميت وقف عليه فقال: استغفروا لأخيكم واسألوا له التثبيت فإنه الأن يسأل {رواه أبو داود}
Artinya: Dari Ustman bin ‘Affan ra berkata:” Adalah Nabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda:” mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya” (HR Abu Dawud)
Sedangkan tentang do’a ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW:
كيف تقول إذا استغفرت لأهل القبور ؟قال :قولي : السلام على أهل الديار من من المؤمنين والمسلمين ويرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين وأنا إن شاء الله بكم اللاحقون {رواه مسلم}
Artinya:” bakaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur ? Rasul SAW menjawab, “Ucapkan:
السلام على أهل الديار من المؤمنين والمسلمين ويرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين وأنا إن شاء الله بكم اللاحقون
(salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu’min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya –insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim).
b. Dalam Hadits tentang sampainya pahala shadaqah kepada mayyit
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن سعد بن عبادة توفيت أمه وهو غائب عنها فأتى النبي ضلى الله عليه وسلم فقال: إن أمي توفيت وأنا غائب عنها فهل ينفع أن تصدقت عنها ؟قال : نعم ,قال :فإني أشهدك أن حائطي المخراف صدقة عنها {رواه البخاري}
Artinya: Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya:” Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya ? Rasul SAW menjawab: Ya, Saad berkata:” saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya” (HR Bukhari).
c. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Saum
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من مات وعليه صيام صام عنه وليه {رواه البخاري ومسلم }
Artinya: Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:” Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya”(HR Bukhari dan Muslim)
d. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Haji
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن امرأة من جهينة جاءت إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت: إن أمي نذرت أن تحج فلم تحج حتى ماتت أفأحج عنها ؟ قال : نعم , حجي عنها أرأيت لو كان على أمك دين أكنت قاضيته ؟اقضوا الله فالله أحق بالوفاء {رواه البخاري}
Artinya:Dari Ibnu Abbas ra bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya:” Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya ? rasul menjawab: Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya ? bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar (HR Bukhari)
3. Dalil Ijma’
a. Para ulama sepakat bahwa do’a dalam shalat jenazah bermanfaat bagi mayyit.
b. Bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya nabi SAW bersabda:
الآن بردت عليه جلدته
Artinya:” Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya” (HR Ahmad)
.
4. Dalil Qiyas
Pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak ad halangan sebagaimana tidak dilarang menghadiahkan harta untuk orang lain di waktu hidupnya dan membebaskan utang setelah wafatnya.
Islam telah memberikan penjelasan sampainya pahala ibadah badaniyah seperti membaca Alqur’an dan lainnya diqiyaskan dengan sampainya puasa, karena puasa dalah menahan diri dari yang membatalkan disertai niat, dan itu pahalanya bisa sampai kepada mayyit. Jika demikian bagaimana tidak sampai pahala membaca Alqur’an yang berupa perbuatan dan niat.
Jawaban Terhadap Pendapat Pertama
Firman Allah, surat An-Najm:38-39:
ألا تزر وازرة وزر أخرى وأن ليس للإنسان إلا ما سعى
Artinya:” Yaitu bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orng lain dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”.
Dapat dijawab dengan dua jawaban:
1. Bahwa seseorang dengan usaha dan hubungan baiknya mendapatkan banyak kawan dan mempunyai keturunan dan kasih sayang terhadap orang lain. Hal itu mengundang simpatisan orang untuk berdo’a dan menghadiahkan pahala. Itu adalah hasil usahanya sendiri. Bahkan hubungan melalui agama merupakan sebab yang paling besar bagi sampainya manfaat orang Islam kepada saudaranya dikala hidup dan sesudah wafatnya. Bahkan do’a orang Islam dapat bermanfaat untuk orang Islam lain.
2. Alqur’an tidak menafikan seseorang mengambil manfaat dari usaha orang lain, yang dinafikan adalah memiliki suatu manfaat yang bukan usahanya. Oleh karena itu Allah menerangkan bahwa manusia tidak memiliki kecuali hasil usahanya sendiri. Adapun usaha orang lain adalah miliknya jika ia mau, ia bisa memberikannya kepada orang lain dan jika tidak mau hasil usahanya itu dia miliki sendiri.
Firman Allah: {ألا تزر وازرة وزر أخرى وأن ليس للإنسان إلا ما سعى} Adalah dua ayat muhkamat yang menunjukkan keadilan Allah SWT. Ayat pertama menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menyiksa seseorang karena kesalahan orang lain. Sedangkan ayat kedua menerangkan bahwa seseorang tidak mendapatkan kebahagaiaan kecuali dengan usahanya sendiri. Hal ini akan menghapuskan angan-angannya bahwa dia akan selamat karena amal orang-tua dan nenek moyangnya yang terdahulu. Allah SWT tidak menyatakan bahwa dia tidak dapat mengambil manfaat kecuali dari usahanya sendiri.
Sedangkan firman Allah surat Al Baqarah 286: {لها ما كسبت وعليها مااكتسبت}
{فاليوم لا تظلم نفس ولاتجزون إلا ما كنتم تعملون} Dan firman Allah surat Yasiin 54: Menerangkan bahwa seseorang tidak akan disiksa lantaran perbuatan orang lain.
Adapun argumentasi mereka dengan hadits:
{إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو ولد صالح يدعو له أو علم ينتفع به من بعده}
Adalah argumentasi yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan, karena Rasulullah SAW tidak berkata :انقطع انتفاعه (putuslah pengambilan manfaatnya), namun Rasul saw. mengatakan: انقطع عمله (putuslah amalnya). Adapun amal orang lain adalah miliknya jika orang lain tersebut menghadiahkan amalnya untuk dia, maka pahalanya akan sampai kepadanya bukan pahala amalnya, sebagaimana dalam pembebasan utang.
Jawaban Terhadap Jawaban Kedua
Rasulullah SAW menganjurkan puasa untuk menggantikan puasa orang yang telah meninggal padahal ibadah puasa seseorang tidak boleh digantikan orang lain. Begitu juga hadits Jabir ra yang diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi yang menerangkan bahwa ia pernah shalat ‘‘Iedul Adha bersama Rasulullah SAW, setelah selesai shalat beliau diberikan seekor domba lalu beliau menyembelihnya seraya mengucapkan:
بسم الله والله أكبر اللهم هذا عني وعمن لم يضح من أمتي
Artinya:” Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, ya Alla, kurban ini untukku dan untuk umatku yang belum melakukan qurban”.
Dalam hadits ini Rasulullah SAW menghadiahkan pahala qurban untuk umatnya yang tidak mampu berqurban, padahal qurban adalah melalui menumpahkan darah.
Demikian juga ibadah haji merupakan ibadah badaniyah. Harta bukan merupakan rukun dalam haji tetapi sarana. Hal itu karena seorang penduduk Mekah wajib melakukan ibadah haji apabila ia mampu berjalan ke Arafah tanpa disyaratkan harus memiliki harta. Jadi ibadah haji bukan ibadah yang terdiri dari harta dan badan, namun ibadah badan saja.
Kemudian perhatikan juga fardhu kifayah, dimana sebagian orang mewakili sebagian yang lain.
Kemudian persoalan ini, persoalan menghadiahkan pahala, bukan menggantikan pahala, sebagaimana seorang buruh tidak boleh digantikan orang lain, tapi upahnya boleh diberikan kepada orang lain jika ia mau.
.
V. KESIMPULAN
.
HUKUM TAHLILAN
· Ditinjau dari segi bacaan: ayat-ayat suci Alqur’an, tahlil, tahmid, takbir, tasbih, shalawat,do’a dll semua itu sangat dianjurkan oleh Islam untuk membacanya.
· Ditinjau dari sisi hidangan yang disediakan oleh keluarga mayyit , hal ini bertentangan dengan hadits:
a. Ja’far bin Abi Thalib.
b. Maqasid Syari’ah: Bahwa Islam selalu menganjurkan untuk peduli dan membantu orang yang sedang susah. Namun realitanya sebaliknya arang yang kena musibah yang memberi bantuan kepada orang yang tidak kena musibah.
c. Banyak orang miskin memaksakan diri untuk menyediakan hidangan sekalipun dengan hutang.
· Ditinjau dari sisi waktu : Bahwa tahlilan hari pertama, ketiga, ketujuh, ke-40, ke-100, haul (ulang tahun kematian), dan ke-1000. Ini adalah sisa-sisa agama Animisme, Hindu dan Budha yang dibawa oleh pemeluk agama Islam dari kalangan mereka
.
SIKAP DA’I TERHADAP TAHLILAN YANG DILESTARIKAN MAYORITAS MASYARAKAT
Jika mengikutinya dengan maksud untuk membawa misi perbaikan dan amar ma’ruf nahi munkar dengan bijak, merubah sisa-sisa jahiliyah menjadi Islam, maka hal itu tugas mulia bagi setiap muslim terutama para da’I, namun jika tidak, berarti menyetujui bahkan melegitimasi perbuatan itu, hal ini sangat tercela menurut Islam.
.
SOLUSI
q Merubah hari-hari yang ditentukan oleh Animisme, Hindu dan Budha,1,3,7,40,100, 1 tahun 1000 menjadi hari lainnya, hari libur jum’at atau lainnya. Yang penting tidak terfokus hari tertentu seakan-akan ketentuan agama.
q Hidangan dapat dikordinir oleh majelis ta’lim, atau yayasan atau, RT untuk membantu setiap keluarga yang kena musibah.
q Di laksanakan di masjid setelah sholat Jum’at tanpa hidangan, keluarga mayyit dapat bersedekah semampunya untuk mayyit.

Thursday, April 21, 2005

Detik-detik Rasulullah Wafat

DETIK DETIK RASULULLAH MENGHADAPI SAKARATUL MAUT

Ada sebuah kisah tentang cintaYang benar benar cintaYang dicontohkan AllahMelalui kehidupan Rasul-nya.
Pagi itu, walaupun langit telah menguning.Burung burung gurun enggan mengepakkan sayap.Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaaan Allah dan cinta kasih-nya.
Maka taati dan bertakwalah kepada-nya.Ku wariskan dua perkara pada kalian, Al – Quran dan Sunnahku.Barang siapa yang mencintai Sunnahku,Bererti mencintai aku dan khalik-nya.Orang - orang yang mencintai aku akan masuk syurga bersama-sama aku,
Khutbah singkat it diakhiriDengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu tanpa berkata-kata,Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya,Usman menghela nafas panjang danAli menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.Rasulullah akan meninggalkan kita semua,Keluh hati semua sahabat ketika itu.Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuatTatkala Ali dan Fadhaldengan cergas menangkapRasulullah yang berkeadaan lemahDan goyah ketika turun dari mimbar.
Di saat itu, kalau mampu,seluruh sahabat yang hadir di sanaPasti akan menahan detik – detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup.Sedang di dalamnya, Rasullullah sedang terbaring lemahDengan keningnya yang berkeringatDan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba di luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salamBolekah saya masuk ? tanyanya.Tapi fatimah tidak mengizinkannya masuk.Maafkanlah ayah ku sedang demam,Kata Fatimah yang membalikkan badan dan penutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata Sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,Siapakah itu wahai anakku?…..Tak tahulah ayah,Orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya, tutur Fatimah lembut.
Lalu,Rasulullah menatap puterinya ituDengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi bahagianWajah anaknya itu hendak dikenang.
Ketahuilah dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara.Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikat maut , kata Rasulullah.Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakanKenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiapDi atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?Tanya rasulullah dengan suara yang amat lemah.Pintu –pintu langit telah terbuka, para malikat telah menanti ruhmu.Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,Mata baginda penuh kecemasan.Engkau tidak senang mendengar khabar ini? Tanya Jibril lagi.Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?
Jangan Khuatir , wahai Rasul Allah,Aku pernah mendengar Allah berfirman kepadakku:Kuharamkan syurga bagi siapa sahaja, kecuali umat MuhammadYang telah berada di dalamnya, kata Jibril.
Detik –detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan ruh Rasullullah ditarik.Nampak seluruh tubuh bersimbah peluh,urat-urat leher menegang.Jibril, betapa sakit sakratul maut ini,
Perlahan Rasulullah mengaduh.Fatimah terpejam.Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalamSedang Jibril memalingkan muka.
Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.“Siapakah yang sanggup,melihat keaksih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar……..Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahan lagi.Ya Allah, dasyatnya maut ini, timpakan saja semua ini kepadaku,Jangan pada umatku.
Badan Rasullullah mulai dingin,Kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,Ali segera mendekatkan telinganya.
Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum,Peliharalah shalat dan perliharalah Orang-orang lemah di antaramu.
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,Sahabat saling berpelukan,Fatimah menutup tangan di wajahnya,Ali kembali mendekatkan telinga ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
Ummattii, ummattiii,ummattii……Umatku,umatku,umatku……Dan , berakhirlah hidup manusia muliaYang memberi sinaran seluruh dunia.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihiBetapa cintanya Rasulullah kepada kita.Betapa kasihnya baginda kepada kita.
Justru sampaikan kepada sahabat-sahabat Muslim lainnyaAgar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan Ra-sulnya,Seperti Allah dan Rasul-nya mencintai kita.Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.

Wednesday, April 20, 2005

Sunan Bonang - Tombo Ati

Sunan Bonang
Berdakwah dengan Tembang 'Tombo Ati'
Tombo ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Quran lan maknane
Kaping pindho sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat weteng iro ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani
Obat hati ada lime perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Salah satunya, siapa bisa menjalaniMoga-moga Gusti Allah mencukupi


Raden Maulana Makdum Ibrahim, atau yang lantas dikenal dengan Sunan Bonang, adalah putra dan sekaligus murid dari Sunan Ampel. Dan di daerah Jawa Timur merupakan wilayah di mana Sunan Bonang berjuang menyebarkan agama Islam.

Ibu beliau bernama Nyai Ageng Manila, seorang putri dari Arya Teja, seorang Tumenggung kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban. Berdasarkan catatan sejarah, Sunan Bonang dilahirkan tahun 1465 M. Semasa hidupnya dia gigih menyebarkan agama Islam, terutama di daerah Tuban dan sekitarnya.
Semasa kecilnya, Sunan Bonang belajar agama di pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana dan berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Pada awalnya ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha.
Beberapa tahun kemudian, beliau menetap di desa kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di sana dia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar.
Seperti ayahnya, Sunan Bonang mendirikan pondok pesantren untuk mendidik kader-kader Islam yang akan menyiarkan Islam ke seluruh tanah Jawa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencoba mengeliminir kepercayaan rakyat Jawa kala itu yang kental dengan pengaruh Hindu-nya.
Misalnya, beliau menciptakan gending Dharma dan mengganti nama-nama hari nahas/sial menurut kepercayaan Hindu. Nama-nama dewa Hindu diganti dengan nama-nama malaikat serta nabi-nabi.
Di samping itu, upaya tersebut dimaksudkan untuk mendekati hati rakyat untuk menamankan nilai-nilai ajaran Islam. Beliau termasuk pendukung kerajaan Islam Demak dan membantu mendirikan Masjid Agung di kota Bintoro Demak.
Ia kemudian dikenal sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meski begitu, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya berkelana ke daerah terpencil. Daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean, adalah tempat dimana Sunan Bonang kerap berkunjung.
Ajaran Sunan Bonang merupakan perpaduan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang. Ini tentu berbeda dengan Sunan Giri yang lugas dalam fikih-nya.
Filsafat 'cinta'('isyq), yang sangat mirip dan cenderung ke Jalalludin Rumi, adalah inti ajaran dari Sunan Bonang. Menurut pendapatnya, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq-ul yaqqin.
Mengenai filsafat Ketuhanan yang diajarkannya, "Pendirian saya, bahwa imam tauhid dan makrifat itu terdiri dari pengetahuan yang sempurna. Sekiranya orang hanya mengenal makrifat saja, maka belumlah cukup, sebab ia masih insaf akan itu.
Maksud saya bahwa kesempurnaan baru akan tercapai dengan terus menerus mengabdi kepada Tuhan. Seseorang itu tiada mempunyai gerakan sendiri, begitu pula tidak mempunyai kemauan sendiri, dan seseorang itu adalah seumpama buta, tuli dan bisu. Segala gerakannya datang dari Allah."
Selain itu, Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Yang terkenal di antaranya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluk-nya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau, atau burung laut, pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi, serta Hamzah Fansuri.
Kalimat pada Suluk Sunan Bonang yang berbahasa prosa Jawa Tengah-an, agak terpengaruh oleh bahasa Arab. Kitab ini berisi kumpulan catatan dari pelajaran-pelajaran yang pernah diberikan Sunan Bonang kepada murid-muridnya.
Di dalam dongeng-dongeng diceritakan, pada suatu ketika pernah ada seorang pendeta Hindu datang untuk mengajak berdebat Sunan Bonang. Setelah sekian waktu mereka saling debat, pendapat-pendapat Sunan Bonang seolah tidak terbantahkan dan membuat sang pendeta tadi takjub. Hingga kemudian pendeta Hindu tersebut bertaubat dan menyatakan diri masuk Islam.
Ajaran tersebut disampaikan secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat ketika itu. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan salah satu muridnya, Sunan Kalijaga.
Gamelan Jawa yang saat itu kental estetika Hindu, digubahnya dengan memberi nuansa baru. Dia menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, yakni dengan menambahkan instrumen bonang.
Gubahan gamelan Sunan Bonang memiliki nuansa zikir guna mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai kini, tembang tersebut masih banyak dinyanyikan karena sarat dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Pada pentas pewayangan, Sunan Bonang terkenal sebagai seorang dalang yang piawai hingga menarik minat masyarakat banyak. Kegemarannya adalah menggubah lakon wayang serta memasukkan tafsir-tafsir Islam. Misalnya, cerita pertentangan antara keluarga Pandawa-Kurawa, ditafsirkan sebagai peperangan antara nafi (peniadaan) dan 'isbah (peneguhan).
Semasa hidupnya, dikatakan Sunan Bonang pernah belajar ke Pasai. Sepulang dari sana, beliau memasukkan pengaruh Islam ke dalam kalangan bangsawan keraton Majapahit. Dia pun mempergunakan Demak sebagai tempat berkumpul para muridnya.
Perjuangan Sunan Bonang diarahkan pada menanamkan pengaruh ke dalam. Siasatnya adalah memberikan didikan Islam kepada Raden Patah, putra Raja Brawijaya V, dari kerajaan Majapahit, dan menyediakan Demak sebagai tempat untuk pendirian negara Islam.
Sunan Bonang akhirnya berhasil mewujudkan cita-citanya mendirikan kerajaan Islam di Demak. Hanya saja harapan beliau agar Demak menjadi pusat agama Islam untuk selama-selamanya tampaknya kurang berhasil.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525 M di Pulau Bawean. Dan kini jenazahnya dimakamkan di sebelah barat Masjid Agung, Tuban, setelah sempat menjadi 'perebutan' masyarakat Pulau Bawean dan Tuban. yus/berbagaisumber

Thursday, April 14, 2005

Sumbangan Untuk Aceh

SUMBANGAN WARGA RW 07 CILEDUG INDAH II
UNTUK KORBAN BENCANA ACEH




Jika anda warga RW 07 Ciledug Indah II dan ingin mengecek lebih lanjut apakah sumbangan anda untuk Aceh sudah diterima atau belum? Anda dapat mengklik di sini http://www.dompetdhuafa.org/dd.php?cat=cari&id=donatur_a&istr=warga_rw
.
.Seperti sudah kita ketahui bersama total dana yang terkumpul sebesar Rp 9.118.000,- yang berasal dari warga RW 07 Ciledug Indah II baik muslim dan non muslim. Meskipun memang inisiatif awal pengumpulan dana diprakarsai oleh pengurus Masjid Al Ikhlas RW 07.

Laporan Hasil pengumpulan dan penyaluran dana tersebut telah dilaporkan kepada seluruh warga dan jamaah Masjid melalui para pengurus RT dilingkungan RW 07 dan telah dimuat dalam bulletin Jum'at Al Ikhlas.

Jazakumullahu khairan katsira.

Tuesday, April 12, 2005

berwudhu sesuai sunah

Berwudhu sesuai Sunah Nabi
..
..
Ada dua macam bentuk bersuci;
bersuci dari hadats kecil, yang biasa dikenal dengan wudhu`.
Bersuci dari hadats besar, yang biasa dikenal dengan mandi.
Pada kali ini kita akan membahats tentang wudhu`.
.
.
.
.
Pembahasan tentang wudhu` sangat urgen sekali, mengingat ia berkaitan erat dengan tiang agama (shalat), shalat seseorang tidak akan sempurna bila ia tidak menyempurnakan wudhu`nya, jangan anda bermimpi untuk bisa shalat dengan khusyu` bila anda mengacuhkan wudhu`, diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam ragu disaat membaca surat Ar-Ruum dalam shalat beliau, setelah salam, beliau bersabda, "bahwa diantara kalian ada yang mengacaukan kekhusyu`anku karena ia tidak berwudhu` dengan sempurna ", subhanallah, ternyata mengabaikan wudhu` bukan saja merusak shalat si pelakunya tetapi juga merusak shalat jamaah yang lain, bahkan shalat Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam sekalipun..
.
.
.
Begitu pentingnya wudhu`, maka para ulama salaf tidak enggan mengajarkannya kepada umat, suatu hari, Utsman bin Affan radhiyallahu `anhu (seorang khalifah) meminta sebejana air, lalu ia berwudhu` dihadapan khalayak ramai, setelah selesai, beliau mengatakan,"seperti ini saya melihat Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam berwudhu`,"
.
.
Imam Az-Zuhri rahimahullah (seorang ulama besar di kota Madinah) sering mengunjungi rumah para penduduk dalam rangka mengajarkan mereka cara berwudhu` seperti wudhu`nya Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam.
.
Kaifiyyat wudhu` yang sesuai dengan sunah Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam:
" bersiwak terlebih dahulu,
lalu mulai dengan membaca bismillah sambil membasuh kedua telapak tangan tiga kali,
lalu berkumur -kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, juga dilakukan tiga kali, kemudian membasuh muka tiga kali sambil menyelangi tangan ke janggut, dan batasan muka, memanjang: awal tempat tumbuh rambut hingga dagu, melebar: anak telinga kanan hingga anak telinga kiri,
kemudian membasuh tangan kanan hingga siku tiga kali sambil memutarkan telapak tangan kiri di siku kanan untuk meyakinkan air menyentuh siku dan menyelangi jemari, kemudian membasuh tangan kiri hingga siku tiga kali sambil memutarkan telapak tangan kanan di siku kiri untuk meyakinkan air menyentuh siku dan menyelangi jemari,
kemudian membasuh rambut cukup sekali dengan cara menempelkan ujung jari kedua telapak tangan di atas rambut bagian depan lalu menyekakannnya ke akhir rambut bagian belakang, lalu disekakan lagi kearah depan,
membasuh telinga cukup sekali boleh dengan air yang baru dengan cara kedua jari telunjuk berada di bagian dalam daun telinga dan ibu jari di bagian luar, lalu diputarkan ke atas, kemudian membasuh kaki kanan hingga mata kaki tiga kali sambil menyelangi jemari kaki kanan dengan jemari tangan, lalu membasuh kaki kiri hingga mata kaki tiga kali sambil menyelangi jemari kaki kiri dengan jemari tangan,
setelah selesai lalu berdo`a: asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan `abduhu warasuluh"
Bila anda melakukan wudhu` seperti di atas Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam menjamin; dibukakan untuk anda delapan pintu surga sekaligus. Allahummarzuqnal jannah! Amiin.

Riyadh, 28 muharram 1426H.
Abu abdillah
Lebih rinci tentang Wudhu
Buka disini:
.
.

Monday, April 11, 2005

Pokok Pokok Aqidah


Soal Jawab Aqidah

Penulis
Muhammad Jamil Zainu


Aqidah Tauhid merupakan pokok diinul Islam, dimana tugas utama semua Nabi dan Rasul adalah menyampaikan Aqidah Tauhid, menegakkannya, serta mendidik umat di atas fondasi ini. Umat yang kuat aqidahnya akan terbebas dari semua perbudakan dan belenggu keyakinan yang menghalangi kemajuan berfikir dan produktifitas amal sholeh. Aqidah kuat yang menghunjam di hati akan melahirkan buah cinta, takut dan harapan serta ketundukan yang tinggi terhadap Alloh, dan ikatan hati yang kuat sesama kaum mukminin, serta semangat beramal sholeh. Alloh berfirman:

]أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ) (24)تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ[ (25) إبراهيم.

Apakah kalian tidak melihat bagaimana Alloh membikin perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya menhunjam kuat, sedangkan dahannya(menjulur) ke langit. Ia memberikan buahnya setiap saat dengan izin PemeliharaNya, dan Alloh membikin perumpamaan buat manusia agar mereka ingat. (QS Ibrohim 2425).
Aqidah Islam aqidah yang sederhana, mudah dicerna oleh akal dan diterima oleh hati, tetapi harus disampaikan sesuai metodologi Qur’ani, yang berbicara dengan hati dan akal serta perasaan, jauh dari perdebatan falsafat yang banyak mengeringkan hati.

Soal 1 : Untuk apa Alloh menciptakan kita?
Jawaban :Dia menciptakan kita agar beribadah kepadaNya serta tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun.

Dalil dari AlQur’an :
]وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ[ (الذريات:56)
Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKu.

Dalil dari sunnah :
)حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئاً ( متفق عليه
Hak Alloh atas hambaNya bahwa mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun

Soal 2: Bagaimana kita menyembah Alloh ta’ala?
Jawaban: Sebagaimana Alloh dan RosulNya perintahkan.

Dalil dari AlQur’an :

] َمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ[(البينة: من الآية5)

Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar beribadah kepada Alloh dengan hanya mengikhlaskan diin untukNya.

Dalil dari sunnah :

[ من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو ردّ ] رواه مسلم
Barang siapa melakukan suatu amal yang tidak ada dalam perkara kami maka amalan itu tertolak .

Soal 3 : Apakah kita menyembah kepada Alloh dengan perasaan takut dan harapan?
Jawaban :Ya! Kita menyembahnya Alloh dengan rasa takut dan harapan

Dalil dari AlQur’an :

]وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً[(الأعراف: من الآية56)
Dan serulah Dia oleh kalian dalam kondisi takut[dari neraka] dan harap [kepada sorga]

Dalil dari sunnah :

[أسأل الله الجنة وأعوذ به من النار] صحيح رواه أبو داود
Saya mohon Alloh sorga dan berlindung denganNya dari neraka.

Soal 4 : Apa yang dimaksudkan Ihsan dalam ibadah?
Jawaban : merasa diawasi oleh Alloh saja, yang Dia selalu melihat kita.

Dalil dari AlQur’an :

] إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً[(النساء: من الآية1)
Sesungguhnya Alloh atas kalian selalu mengawasi.
]الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ[ (الشعراء:218)
Yang melihatmu ketika engkau berdiri[untuk sholat]

Dalil dari sunnah :

[ الإحسان أن تعبدوا الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك] رواه مسلم.
Ihsan adalah engkau menyembah Alloh seakan-akan engkau melihatNya, dan jika engkau tidak melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu.

Soal 5 : Untuk apa Alloh mengutus para rasul?
Jawaban :Untuk mengajak beribadah kepadaNya dan menghilangkan penyekutuan dariNya.

Dalil dari AlQur’an :

]وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت[ (النحل: من الآية36)
Dan sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul hendaklah kalian menyembah Alloh dan menjauhi thoghut.

Dalil dari sunnah :

[والأنبياء إخوة ودينهم واحد] متفق عليه
Para nabi itu bersaudara dan agama mereka satu . ya’ni semua rasul mengajak kepada tauhid.

Soal 6 : Apa yang dimaksud dengan tauhid Ilah ?
Jawaban : MengesakanNya dengan Ibadah, do’a, nadzar dan hukum.

Dalil dari AlQur’an :

]فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّه[(محمد: من الآية19)
Ketauhilah bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan haq kecuali Alloh.


Dalil dari sunnah :
[فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله] متفق عليه
Hendaklah yang pertama kali yang engkau menyeru mereka kepadanya persaksian bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Alloh.

Soal 7 : Apa makna ungkapan : laa ilaaha illalloh.
Jawaban :Tidak ada yang disembah dengan haq kecuali Alloh.

Dalil dari AlQur’an :

]ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِل[(الحج: من الآية62)
Demikian itu karena Alloh adalah Dialah yang haq dan apa yang mereka seru selainnya adalah yang batil.

Dalil dari sunnah :

[من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه] رواه مسلم .
Barang siapa yang berkata : tidak ada Ilah yang haq disembah kecuali Alloh, haramlah hartanya [untuk diambil] dan darahnya [untuk ditumpahkan] HR Muslim]

Soal 8 : Apa ma’na tauhid dalam masalah sifat Alloh?
Jawaban : Mengukuhkan apa yang disifatkan Alloh dan RasulNya untuk diriNya.

Dalil dari AlQur’an :
]لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ[(الشورى: من الآية11)
Tidak ada yang seperti Dia sesuatupun, dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.

Dalil dari sunnah :

[ينـزل ربنا تبارك وتعالى في كل ليلة إلى السماء الدنيا] متفق عليه
Robb kita Yang Maha Agung dan Tinggi setiap malam turun ke langit dunia [mutafaqun ‘alaihi] turun sesuai dengan keagunganNya dan kesucianNya

Soal 9 : Apa faedah tauhid bagi seorang muslim.
Jawaban : Petunjuk di dunia dan keamanan di akherat.

Dalil dari AlQur’an :

]الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ[(الأنعام:82)
Orangorang yang beriman dan tidak mencampur keimanan mereka dengan kedholiman[kesyirikan] mereka mendapatkan keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.

Dalil dari sunnah :

[حق العباد على الله أن لا يعذب من لا يشرك به شيئاً] متفق عليه
Hak hamba terhadap Alloh bahwa Dia tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun

Soal 10 : dimana Alloh?
Jawaban : Alloh di atas langit diatas Arsy .




Dalil dari AlQur’an :

]الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى[(طـه:5)
ArRohman [Alloh Yang Maha Pengasih] bersemayam di atas Arsy.

Dalil dari sunnah :

[إن الله كتب كتاباً إن رحمتي سبقت غضبي فهو مكتوب عنده فوق العرش] روها البخاري
Sesungguhnya Alloh telah menulis buku : yang tertulis di dalamnya] sesungguhnya RahmatKu mengalahkan kemurkaanKu kitab itu tertulis di sisiNya di atas Arsy.

Soal 11 :Apakah Alloh bersama kita dengan ilmuNya atau dengan DzatNya?
Jawaban : Alloh bersama kita dengan ilmuNya mendengar dan melihat.

Dalil dari AlQur’an :

]قَالَ لا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى[(طـه:46)
Alloh berfirman : jangan kalian berdua takut sungguh Aku bersama kalian berdua mendengar dan melihat.

Dalil dari sunnah :

إنكم تدعون سميعاً قريباً وهو معكم [رواه مسلم]
Sesungguhnya kalian menyeru Dzat Yang Maha Mendengar Maha dekat dan Dia bersama kalian. Yaitu dengan IlmuNya melihat dan mendengar kalian

Soal 12 : Apa dosa yang paling besar?
Jawaban : Dosa yang paling besar sirik menyekutukan Alloh?

Dalil dari AlQur’an :

]يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ[(لقمان: من الآية13)
Wahai anakku janganlah engkau menyekutukan Alloh, sesungguhnya syirik itu kedholiman yang besar.

Dalil dari sunnah :

[سئل صلى الله عليه وسلم أي الذنب أعظم قال : أن تدعو لله ندّاً وهو خلقك] رواه مسلم
Nabi saw ditanya tentang dosa apa yang paling besar. Beliau bersabda : engkau menyeru bandingan untuk Alloh sedang Dia telah menciptakan kamu

Soal 13 : apa syirik besar itu?
Jawaban : Yaitu mengarahkan ibadah untuk selain Alloh seperti doa.

Dalil dari AlQur’an :

]قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلا أُشْرِكُ بِهِ أَحَداً[(الجـن:20)
Katakanlah tiada lain saya menyeru [berdoa] kepada Robbku dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun.
Dalil dari sunnah :
[أكبر الكبائر الإشراك بالله] رواه البخاري
Dosa yang paling besar dari dosa-dosa besar adalah menyekutukan Alloh.
Soal 14 : apa bahaya syirik besar?
Jawaban : Syirik besar penyebab kekal di neraka?

Dalil dari AlQur’an :

]إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ[ (المائدة: من الآية72)
Sesungguhnya siapa yang menyekutukan Alloh maka sungguh Alloh telah mengharamkan atasnya sorga dan tempat tinggalnya di neraka.

Dalil dari sunnah :

[من مات يشرك بالله شيئاً دخل النار] رواه مسلم
Barang siapa mati dalam keadaan menyekutukan Alloh dengan sesuatu pasti masuk neraka

Soal 15 : apakah amalan bermanfaat jika dibarengi kesyirikan
Jawaban: Amal tidak bermanfaat yang dibarengi dengan syirik.

Dalil dari AlQur’an :

] وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ[(الأنعام: من الآية88)
Kalau mereka menyekutukan sungguh gugurlah apa yang mereka amalkan.






Dalil dari sunnah :
[من عمل عملاً أشرك فيه معي غيري تركته وشركه]رواه مسلم
Barang sipa yang beramal suatu amalan ia menyekutukan didalamnya selain Aku, Aku tinggalkan dia dan sekutunya

Soal 16: Apakan kesyirikan itu ada di kalangan kaum muslimin.

Jawaban : Ya ! banyak dan amat di sayangkan.

Dalil dari AlQur’an :

]وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ[ (يوسف:106)
Dan tidaklah beriman kepada Alloh kebanyakan mereka kecuali mereka berbuat syirik.

Dalil dari sunnah :

[لا تقوم الساعة حتى تلحق قبائل من أمتي بالمشركين وحتى تعبد الأوثان] صحيح رواه الترمذي
Tidaklah terjadi kiamat sehingga beberapa kabilah dari umatku bergabung dengan musyrikin dan sehingga berhala disembah.

Soal 17 : apa hukum berdoa kepada selain Alloh seperti para wali?
Jawaban : Berdoa kepada mereka suatu kesyirikan memasukkan ke neraka.




Dalil dari AlQur’an :

]فَلا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ[(الشعراء:213)
Maka jangan engkau seru bersama Alloh Ilah yang lain maka engkau termasuk orang yang disiksa.

Dalil dari sunnah :

[من مات وهو يدعو من دون الله ندّاً دخل النار] رواه البخاري
Barang siapa mati dan dia menyeru selain Alloh sebagai bandingan pastilah ia masuk neraka.

Soal 18 : apakah doa itu ibadah kepada Alloh?
Jawaban : Ya doa adalah ibadah kepada Alloh ta’aala.

Dalil dari AlQur’an :

]وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ [(غافر: من الآية60)
Robbmu berfirman : berdoalah kepadaKu pasti aku kabulkan buat kalian

Dalil dari sunnah :
[الدعاء هو العبادة] رواه الترمذي وقال حديث صحيح
Doa itu ibadah .

Soal 19 : apakah orang mati mendengar doa?
Jawaban : Orang-orang mati tidak mendengar doa.

Dalil dari AlQur’an :

]إِنَّكَ لا تُسْمِعُ الْمَوْتَى [(النمل: من الآية80)
Sesungguhnya engkau tidak memperdengarkan orang mati .
]وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ[(فاطر: من الآية22)
. Dan tidak engkau memperdengarkan orang yang ada dalam kuburan.

Dalil dari sunnah:

]إن لله ملائكة سياحين في الأرض يبلغون عن أمتي السلام [صحيح رواه أحمد.
Sesungguhnya Alloh memiliki Malaikat-Malaikat yang terbang ke berbagai tempat di bumi menyampaikan kepadaku salam dari umatku.


Soal 20 : apakah kita minta bantuan kepada orang mati?
Jawaban: Kita tidak minta bantuan kepada mereka, bahkan kita istighotsah dengan Alloh.

Dalil dari AlQur’an :

]إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ [(لأنفال: من الآية9)
Ingatlah ketika kalian istigotsah kepada Robb kalian maka Dia mengabulkan kalian.

Dalil dari sunnah :

[كان إذا أصابه هم أو غم قال : يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث]حسن
Adalah Nabi jika terkena kesusahan dan kesedihan beliau berdoa : wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat Yang Mengurusi MakhluqNya dengan rahmatMu aku beristighotsah.

Soal 21 : apakah boleh minta pertolongan kepada selain Alloh
Jawaban: Tidak boleh minta pertolongan kecuali kepada Alloh.

Dalil dari AlQur’an :

]إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ[(الفاتحة:5)
Hanya kepadaMu lah kami menyembah .

Dalil dari sunnah :

[إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله] رواه الترمذي وقال حديث حسن.

Soal 22 : apakah kita minta bantuan kepada yang hidup dan hadir?
Jawaban : Ya apa yang mereka mampu melakukan.

Dalil dari AlQur’an :

]وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الْأِثْمِ وَالْعُدْوَانِ [(المائدة: من الآية2)
Tolong menolonglah dalam masalah kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam masalah dosa dan permusuhan.
Dalil dari sunnah :
إذا سألت فاسأل الله رواه الترمذي
Kalau engkau minta mintalah kepada Alloh dan jika engkau minta pertolongan mintalah kepada Alloh.

Dalil dari sunnah :

[والله في عون العبد ما دام العبد في عون أخيه]
Alloh berada dalam membantu seorang hamba, selama hamba tadi dalam membantu saudaranya.

Soal 23 : apakah boleh nadzar untuk selain Alloh?
Jawaban : Tidak boleh nadzar kecuali untuk Alloh.

Dalil dari AlQur’an :

] رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّراً فَتَقَبَّلْ مِنِّي[(آل عمران: من الآية35)
Wahai Robbku sungguh aku bernadzar untukMu apa yang ada dalam perutku sebagai orang yang bebas [untuk berkhidmah di Masjid Al-Aqsho] maka terimalah dariku

Dalil dari sunnah :

[من نذر أن يطيع الله فليطعه ومن نذر أن يعصيه الله فلا يعصه]رواه البخاري.
Siapa yang bernadzar untuk taat kepada Alloh hendaklah ia mentaatinya [melaksanakan nadzarnya] barang siapa bernadzar untuk maksiat, janganlah ia mendurhakaiNya [dengan tidak melaksanakan nadzarnya]

Soal 24 : apakah boleh menyembelih untuk selain Alloh?
Jawaban : Tidak boleh, karena hal itu termasuk syirik besar.
Dalil dari AlQur’an :

]فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ[(الكوثر:2)
Maka sholatlah untuk Robbmu dan sembelihlah [untukNya saja].

Dalil dari sunnah :

[لعن الله من ذبح لغير الله] رواه مسلم
Semoga Alloh melaknat orang yang menyembelih untuk selain Alloh.

Soal 25 : apakah boleh thowaf di kuburan?
Jawaban : Tidak boleh thowaf kecuali di Ka’bah.

Dalil dari AlQur’an :

] وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ[(الحج: من الآية29)
Dan thowaflah kalian di Rumah Atiq [Ka’bah].

Dalil dari sunnah :

[من طاف بالبيت سبعا وصلى ركعتين كان كعتق رقبة ] صحيح رواه ابن ماجه.
Barang siapa yang thowaf di Baitulloh tujuh kali dan sholat dua roka’at, adalah seperti memerdekakan budak.

Soal 26: Apakah boleh sholat sementara kuburan ada di depan anda?
Jawaban : Tidak boleh sholat kearah kuburan.


Dalil dari AlQur’an :

] فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ[(البقرة: من الآية144)
Maka arahkan wajahmu ke Al-Masjidil Harom yaitu menghadaplah ke Ka’bah.

Dalil dari sunnah :

[لا تجلسوا على القبر ولا تصلّوا إليها]رواه مسلم.
Janganlah kalian duduk diatas kuburan dan janganlah sholat kepadanya.

Soal 27 : apa hukum melakukan sihir?
Jawaban : Hukumnya melakukan sihir adalah kafir.

Dalil dari AlQur’an :

] وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْر[(البقرة: من الآية102)
Akan tetapi setan setan itu kafir, mereka mengajari manusia sihir.

Dalil dari sunnah :

[ اجتنبوا الموبقات : الشرك بالله، والسحر ......رواه مسلم
Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan : syirik, sihir…..

Soal 28: apakah kita boleh mempercayai dukun dan peramal ?
Jawaban:Kita tidak boleh mempercayai keduanya dalam memberitakan masalah ghoib.

Dalil dari AlQur’an :
]قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ[ (النمل:65)
Katakanlah tidak ada yang di langit maupun di bumi yang mengetaui tentang ghoib kecuali Alloh dan mereka tidak sadar kapan dibangkitkan.

Dalil dari sunnah :

[من أتى عرافاً أو كاهناً فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد] صحيح رواه أحمد.
Barang siapa yang mendatangi para normal atau dukun kemudian membenarkan apa yang dikatakan sungguh ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad.

Soal 29 : apakah ada yang mengetahui yang ghoib?
Jawaban : Tidak ada satupun yang mengetahui yang ghoib kecuali Alloh.

Dalil dari AlQur’an :

[وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ )(الأنعام: من الآية59)
Dan di sisiNya kunci-kunci ghoib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia.

Dalil dari sunnah :

[لا يعلم الغيب إلا الله] حسن رواه الطبراني
Tidak ada yang mengetahui yang ghoib kecuali Dia [Hadits hasan Riwayat Tobarony]

Soal 30 :Dengan hukum apa kaum muslimin wajib menghukumi?
Jawaban : Mereka wajib menghukumi dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah
]وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ[(المائدة: من الآية44)
Dan siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Alloh turunkan, mereka adalah orang-orang kafir.

Dalil dari sunnah :

[الله هو الحكم وإليه المصير] حسن رواه أبو داود
Alloh adalah penentu hukum, dan kepada-Nya tempat kembali. Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud.


Soal 31:Apa hukum undang-undang yang bertentangan dengan Islam?
Jawaban:Mengamalkannya hukumnya kafir, jika ia membolehkannya.

Dalil dari AlQur’an :

)وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ)(المائدة: من الآية49)
Dan hukumilah diantara mereka dengan apa yang diturunkan oleh Alloh

Dalil dari sunnah :
[ومن لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما أنزل الله إلا جعل الله بأسهم بينهم شديد ]
Dan siapa yang pemimpin-pemimpin mereka tidak menghukumi dengan kitab Alloh dan memilih dari apa yang Alloh turunkan kecuali Alloh jadikan permusuhan kuat diantara mereka.


Soal 32 : apakah boleh bersumpah dengan selain Alloh?
Jawaban : Tidak boleh bersumpah kecuali dengan Nama Alloh.

Dalil dari AlQur’an :

] بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُن[(التغابن: من الآية7)
Ya pasti dan Demi Pemeliharaku sungguh kalian pasti dibangkitkan.

Dalil dari sunnah :

[من حلف بغير الله فقد أشرك] صحيح رواه أحمد
Barang siapa yang bersumpah dengan selain Alloh sungguh telah musyrik [Hadits shohih riwayat Ahmad]

Soal 33 :apakah boleh menggantungkan kalung pengaman dan azimat?
Jawaban :Tidak boleh menggantungkannya, karena termasuk syirik.

Dalil dari AlQur’an :

]وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُو[(الأنعام: من الآية17)
Dan jika menimpamu suatu bahaya, maka tidak ada yang bisa menghilangkan kecuali Dia .

Dalil dari sunnah :

[من علق تميمة فقد أشرك] صحيح رواه أحمد
Barang siapa nmenggantungkan azimat maka ia telah musyrik .

Soal 34 : dengan apa kita bertawassul kepada Alloh?
Jawaban :Kita tawassul kepada Alloh dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya dan amal sholeh.

Dalil dari AlQur’an :

]وَلِلَّهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا [(لأعراف: من الآية180)
Milik Alloh nama-nama yang baik maka berdoalah dengannya.

Dalil dari sunnah :

[أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك] صحيح رواه أحمد
Aku mohon kepadaMu dengan segala nama yang dia milikmu, Engkau beri nama dengannya akan DzatMu.


Soal 35 : apakah doa memerlukan perantara makhluq?
Jawaban : Doa tidak memerlukan perantara.

Dalil dari Al-Qur’an :

]وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ[(البقرة: من الآية186)
Jika hambaku bertanya kepadamu tentang Aku sesungguhnya Aku dekat, aku mengabulkan doa orang yang berdoa jika berdoa kepadaKu
Dalil dari sunnah :
[إنكم تدعون سميعاً قريباً وهو معكم] رواه مسلم
Sesungguhnya engkau berdoa kepada Dzat Yang Maha Mendengar Dekat, dan Dia bersamamu.

Soal 36 : Apa perantaraan yang diperankan rasul?
Jawaban : Perantaraan yang diperankan Rasul adalah menyampaikan wahyu.

Dalil dari AlQur’an :

]يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ [(المائدة: من الآية67)
Wahai Rasul sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu.

Dalil dari sunnah :

[اللهم اشهد] مسلم
Ya Alloh saksikanlah. [ini jawaban beliau atas ucapan sahabat yang berkata kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan, menunaikan amanah, dan menasehati]

Soal 37 :dari siapa kita mohon syafa’at nabi ?
Jawaban : Kita mohon syafaat Nabi dari Alloh swt.

Dalil dari Al-Qur’an :

]قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعاً لَه[(الزمر: من الآية44)
Katakanlah hanya milik Alloh lah seruruh syafa’at

Dalil dari sunnah :

اللهم شفعه في [ أي شفع الرسول صلى الله عليه وسلم في] رواه الترمذي وقال حديث حسن.
Ya Alloh jadikanlah dia [Rasul] pemberi syafa’at untukku.
Soal 38 :bagiamana kita mencintai Alloh dan Rasul saw?
Jawaban :Cinta dengan bentuk ketaatan dan mengikuti perintah.

Dalil dari AlQur’an :

]قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ [(آل عمران: من الآية31)
Katakanlah jika anda mencintai Alloh, maka ikutilah aku niscaya Alloh mencintai kalian.

Dalil dari sunnah :

[لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين] البخاري
Tidaklah beriman seorang diantara kalian sehingga aku lebih ia cintai dari pada cintanya kepada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia. HR Bukhori.

Soal 39 : Apakah boleh berlebih-lebihan dalam memuji Rasululloh?
Jawaban : Kita tidak berlebih-lebihan dalam memuji Rasul.

Dalil dari AlQur’an :

]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ ً[(الكهف:110)
Katakanlah tiada lain saya hanya seorang manusia seperti kalian, telah diwahyukan kepadaku.


Dalil dari sunnah :

[لا تطروني كما أطرت النصارى ابن مريم فإنما أنا عبد فقولوا عبد الله ورسوله] البخاري
Jangan engkau lebih lebihkan saya sebagaimana Nasoro Melebih lebihkan Isa anak Maryam tiada lain saya seorang hamba, maka katakanlah hamba Alloh dan RasulNya

Soal 40 : Siapa makhluq pertama kali.
Jawaban : Dari manusia Adam, dari benda pena.

Dalil dari AlQur’an :

]إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِنْ طِينٍ[(صّ:71)
Ingatlah ketika RobbMu berfirman kepada Malaikat sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.

Dalil dari sunnah :

[إن أول ما خلق الله القلم] رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن
Pertama kali yang Alloh ciptakan adalah pena.


Soal 41 : dari apa diciptakan Nabi Muhammad saw.
Jawaban : Alloh menciptakan Muhammad saw dari nutfah.

Dalil dari AlQur’an :

]هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَة[(غافر: من الآية67)
Dialah yang menciptakan kalian dari tanah kemudian dari nutfah.

Dalil dari sunnah :

[إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوماً نطفة] متفق عليه
Sesungguhnya seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya empat puluh hari sebagai nutfah.

Soal 42 : apa hukum jihad dijalan Alloh?
Jawaban : Jihad wajib dengan harta, jiwa dan lisan.

Dalil dari AlQur’an :

]انْفِرُوا خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ[(التوبة: من الآية41)
Berangkat lah jihad dalam kondisi ringan maupun berat dan berjihad lah dengan harta kalian dan jiwa kalian

Dalil dari sunnah :

[جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم] صحيح رواه أبو داود.
Berjihad lah melawan orang-orang musyrikin dengan harta kalian, jiwa kalian dan lidah kalian

Soal 43 : apa wala’ untuk orang beriman ?
Jawaban :Yaitu cinta, menolong orang-orang yang beriman yang bertauhid.

Dalil dari AlQur’an :

]وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْض[(التوبة: من الآية71)
Orang beriman laki dan perempuan sebagian mereka sebagai wali sebagian yang lainnya
Dalil dari sunnah :

[المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضاً] رواه مسلم
Orang mukmin bagi mukmin yang lainnya seperti satu bangunan sebagian menguatkan sebagian yang lainnya.

Soal 44 : apakah boleh berloyalitas kepada orang kafir dan menolong mereka?
Jawaban : Tidak boleh berloyalitas kepada orang kafir dan menolong mereka.

Dalil dari Al-Qur’an :

]وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُم[(المائدة: من الآية51)
Barang siapa mengambil mereka sebagai wali maka sesungguhnya dia termasuk dari golongan mereka .

Dalil dari sunnah :

[إن آل بني فلان ليسوا لي بأولياء] متفق عليه
Sesungguhnya keluarga bani fulan bukan waliku [karena mereka orang kafir]

Soal 45 : siapa wali itu ?
Jawaban : Wali adalah orang beriman yang bertaqwa?

Dalil dari AlQur’an :

]أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُون الذين آمنوا وكانوا يتقونَ[(يونس:62)
Ketauhilah sesungguhnya wali-wali Alloh tidak ada rasa takut atas mereka juga tidak mereka sedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka bertaqwa.

Dalil dari sunnah :

[إن وليي الله وصالح المؤمنين] متفق عليه
Sesungguhnya waliku adalah Alloh dan orang beriman yang sholeh

Soal 46 : Untuk apa Alloh menurunkan Al-Qur’an.
Jawaban : Alloh menurunkan Al-Quran untuk diamalkan.

Dalil dari AlQur’an :

]اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاء[(لأعراف: من الآية3)
Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Robb kalian dan jangan ikuti wali selainNya.

Dalil dari sunnah :

[اقروا القرآن واعملوا به ولا تستكثروا به] صحيح رواه أحمد
Bacalah AlQur’an dan amalkan, jangan engkau memperbanyak harta dengannya .

Soal 47 :apakah kita mencukupkan diri dengan Alqur’an dari hadits.
Jawaban :Kita tidak mencukupkan diri dengan Al-Qur’an dari hadits.

Dalil dari AlQur’an :

]وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ[(النحل: من الآية44)
Dan telah kami turunkan peringatan kepadamu agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka.

Dalil dari sunnah :

[ألا وإني أوتيت القرآن ومثله معه] صحيح رواه أبو داود
Ketauhilah sesungguhnya aku diberi AlQur’an dan sepertinya bersamanya.

Soal 48 : apakah kita mendahulukan satu ucapan diatas ucapan Alloh dan rasulNya.
Jawaban : Kita tidak mendahulukan satu ucapan diatas ucapan Alloh dan RasulNya.

Dalil dari Al-Qur’an :

]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ[(الحجرات: من الآية1)
Hai orang-orang beriman janganlah kalian mendahului dihadapan Alloh dan RasulNya

Dalil dari sunnah :

[لا طاعة لأحد في معصية الله إنما الطاعة في المعروف] متفق عليه
Tidak ada ketaatan untuk seseorang dalam maksiat kepada Alloh, tiada lain ketaatan itu ada dalam hal yang baik .

Soal 49 : apa yang kita lakukan jika kita berselisih?
Jawaban : Kita kembali kepada kitab dan Sunnah.

Dalil dari AlQur’an :

]فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ[(النساء: من الآية59)
Dan jika kalian berselisih maka kembalikan kepada Alloh dan Rasul.

Dalil dari Sunnah
[تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنة رسوله] صحيح
Aku telah tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh dengan keduanya yaitu kitab Alloh dan sunnah rasulNya.

Soal 50 : apa bid’ah dalam agama itu?
Jawaban : Semua yang tidak ada dail syar’i atasnya.

Dalil dari Al-Qur’an :

]أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّه[(الشورى: من الآية21)
Apakah mereka punya sekutu yang mensyare’atkan buat mereka dari agama yang tidak Alloh izinkan.

Dalil dari sunnah :

[من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو ردّ] متفق عليه
Barang siapa yang mengada-adakan dalam perkara kami ini, apa yang bukan darinya maka ia tertolak
Soal 51 : apakah ada bid’ah yang baik?
Jawaban : Tidak ada bid’ah yang baik.

Dalil dari Al-Qur’an :

]الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْأِسْلامَ دِيناً [(المائدة: من الآية3)
Pada hari ini aku telah sempurnakan buat kalian agama kalian, Telah aku sempurnakan nikmatKu atas kalian dan Aku telah Ridhoi Islam buat kalian sebagia diin [syistim hidup]

Dalil dari sunnah :

[إياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة] صحيح رواه أبو داود
Jauhilah oleh kalian semua yang diada adakan, karena semua yang diada adakan itu bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat

Soal 51 : apakah dalam Islam ada sunnah yang baik?
Jawaban : Ya seperti orang yang memulai perbuatan baik supaya ditiru.

Dalil dari Al-Qur’an :

] وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً[(الفرقان: من الآية74)
Dan jadikanlah aku imam untuk orang-orang yang bertaqwa.

Dalil dari sunnah :

[من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها من بعده] رواه مسلم.
Barang siapa yang mencontohkan sunnah yang baik baginya pahalanya dan pahala yang melakukannya setelahnya.

Soal 53 :Apakah cukup bagi seorang untuk memperbaiki diri sendiri?
Jawaban :Harus memperbaiki diri sendiri dan keluarganya?

Dalil dari Al-Qur’an :

]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً [ (التحريم: من الآية6)
Hai orang-orang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.

Dalil dari sunnah :

[إن الله تعالى سائل كل راع عما استرعاه أحفظ ذلك أم ضيعه] حسن
Sesungguhnya Alloh ta’aala akan meminta pertanggungan jawaban setiap pemimpin dari apa yang dipimpinnya apakah menjaganya atau menyia-nyiakannya.

Soal 54 : kapan kaum muslimin menang?
Jawaban : Jika mengamalkan kitab Robb [Pemelihara] mereka dan sunnah nabi mereka ?

Dalil dari AlQur’an :

]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ[(محمد:7)
Hai orangorang yang beriman jika kalian menolong Alloh, Alloh pasti menolongmu dan meneguhkan kaki kalian.

Dalil dari sunnah :

[لا تزال طائفة من أمتي منصورين] صحيح رواه ابن ماجه
Tidak henti-hentinya segolongan dari umatku menang tertolong.

الحمد لله رب العالمين.

Keutamaan Sholat Berjamaah


27 Keutamaan sholat berjamaah
(yang tidak bisa diperoleh pada sholat munfarid)


Shalat merupakan rukun kedua dalam rukun Islam setelah syahadatain, dan shalat merupakan tiang agama dan amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan melaksanakannya dengan cara berjama'ah merupakan ketaatan yang sangat mulia kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sebagai syiar Islam, namun banyak orang yang mengaku dirinya beragama Islam menganggap remeh masalah ini. Hal ini disebabkan mereka belum mengetahui besarnya pahala yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sediakan terhadap orang yang melaksanakan shalat secara berjama'ah dan ketidaktahuan mereka terhadap hukum shalat berjama'ah itu sendiri.

Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain:


1. Berjama'ah lebih utama 27 kali dari pada sholat sendirian

Telah terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan tentang ganjaran bagi orang yang melaksanakan shalat secara berjama'ah berupa pelipat gandaan derajat atas orang yang shalat secara sendiri-sendiri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
( صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً ( رواه البخاري
"Shalat berjama'ah lebih afdhal dari shalat sendiri sebanyak dua puluh derajat" (HR. Bukhari)
Selain itu Rasulullah SAW juga bersabda: "Shalat satu orang, bersama satu orang lagi lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat bersama dua orang lebih utama daripada shalat bersama satu orang. Sedangkan shalat bersama banyak orang sangat disukai oleh Allah" (HR. Abu Daud dan lainnya, disahihkan oleh Ibnu Hibban).


2. Dari setiap langkahnya ke masjid diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah menjelaskan bahwa setiap langkah seorang muslim menuju ke masjid merupakan salah satu sebab pengampunan dosa dan pengangkatan derajat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ ...وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ... : رواه مسلم
"Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa dan mengangkat derajat ?" Para shahabat berkata : "Tentu, Ya Rasulullah", Beliau bersabda " ....dan memperbanyak langkah menuju ke masjid ..." (HR. Muslim). Pengangkatan derajat artinya kedudukan yang tinggi di Syurga (lihat syarah An-Nawawi 3 : 141). Jangan dianggap bahwa penghapus dosa dan pengangkatan derajat hanya didapatkan bagi orang yang memperbanyak langkahnya menuju ke masjid akan tetapi fadhilah ini akan didapatkan juga ketika kembali ke rumahnya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam :
مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخُطْوَةٌ تَمْحُو سَيِّئَةً وَخُطْوَةٌ تُكْتَبُ لَهُ حَسَنَةً, ذَاهِبًا وَرَاجِعًا : رواه أحمد
"Barang siapa yang menuju ke masjid untuk shalat berjama'ah maka setiap langkahnya menghapuskan dosa dan ditulis padanya satu kebaikan baik ketika ia pergi maupun ia kembali" (HSR. Ahmad).
Rasulullah bersabda :Barangsiapa pergi ke masjid dan kembali, Allah akanmenyediakan tempat baginya di surga setiap dia pergi ke masjid dan kembalidari masjid. [HR. Bukhari no.662, 2/148, dan HR. Muslim no. 669, 1/463]
Dari Abi Hurairah dari Nabi beliau bersabda : Tujuh orang yang Allah akan menaungi mereka yang mana hari ada naungan kecuali naungan-Nya,yaitu ;Imam yang adil, Pemuda yang dibesarkan dalam beribadah kepada Tuhannya, Seorang laki-laki yang hatinya tergantung di masjid, Dua orang yang salingmencintai karena Allah dan saling berpisah karena Allah, Seorang laki-lakiyangdiminta oleh seorang wanita cantik dan berkata ; Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Seorang laki-laki yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tidak diketahui oleh tangan kirinya apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, Seorang laki-laki yang mengingat Allah di tempat yang sepi kemudian meneteskan air mata. [HR Bukhari no. 660, 2/143 dan HR. Muslim no. 1031,2/7151]

3. Terbebas dari pengaruh/penguasaan syetan

Rasulullah SAW bersabda: "Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana sholat berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh syetan! Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan sholat berjama'ah sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya." (HR. Abu Daud dengan isnad hasan…Dari.Abu.Darda'.RA)

4. Memancarkan cahaya yang sempurna di hari qiyamat

Rasulullah SAW bersabda: "Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan cahaya yang sempurna di hari qiyamat." (HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).

5. Mendapatkan balasan yang berlipat ganda

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang sholat Isya denganberjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan sholat setengah malam,dan barangsiapa yang mengerjakan sholat shubuh berjama'ah makaseolah-olah ia mengerjakan sholat semalam penuh. (HR. Muslim danTurmudzi.dari.Utsman.RA)
Diriwayatkan pula dari sabda Nabi SAW, bahwa Allah SWT menciptakan sebuah kota di surga yang dinamakan Madinatul Jalal. Di dalam kota itu terdapat bangunan istana yang bernama al-Uzmah. Di dalam istana itu terdapat kamar-kamar yang berisi yang diberi nama Baiturrahman. Setiap kamar berisi empat ribu tempat tidur dengan empat ribu Bidadari. Di dalam kota surgawi itu terdapat banyak hal yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, terlintas pada pikiran, atau pun terbetik dalam hati. Ditanyakan : "Ya Rasulullah untuk siapakah semuanya itu?" Beliau menjawab : "Itulah buah bagi orang-orang yang mendirikan shalat lima waktu dengan berjamaah."

6. Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain


Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke ma'mum begitu selesai sholatdan menanyakan mereka-mereka yang tidak hadir dalam sholat jama'ah,para shabat juga terbiasa untuk sekedar berbicara setelah selesaisholat sebelum pulang kerumah. Dari Jabir bin Sumrah RA berkata:"Rasulullah SAW baru berdiri meninggalkan tempat sholatnya diwaktushubuh ketika matahari telah terbit. Apabila matahari sudah terbit,barulah beliau berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam masjidorang-orang membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakandi masa jahiliyyah. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan NabiSAW pun ikut tersenyum." (HR. Muslim)


7. Sebagai sarana menanamkan azas-azas belas kasih.


Hal ini ditampakkan diantaranya dengan cara tidak langsung menyelesaikan suatu raka'at (bagi sang imam) apabila dirasa ada ma'mum yangtertinggal, atau dengan memendekkan bacaan (sholat) karenamempertimbangkan kondisi ma'mum (bagi imam). (Fiqh Sunnah I, SholatBerjama'ah).


8. Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin

Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubunganantara imam dan ma'mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagimendahului gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shafsholat..Rasulullah.SAW.bersabda: "Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-kali kamumenyalahinya! Jika ia takbir maka takbirlah kalian, jika ia ruku'maka ruku'lah kalian, jika ia mengucapkan 'sami'alLaahu liman hamidah'katakanlah 'Allahumma rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud maka sujudpulalah kalian. Bahkan apabila ia sholat sambil duduk, sholatlahkalian sambil duduk pula!" (HR. Bukhori dan Muslim, shohih). Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami sholat bersama Nabi SAW. Makadiwaktu beliau membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorangpun dari kami yang berani membungkukkan punggungnya sebelum Nabi SAWmeletakkan..dahinya.ke..lantai…(Jama'ah)


9. Naungan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari kiamat bagi orang yang hatinya terpaut pada masjid.

Salah satu fadhilah yang didapatkan dari shalat berjama'ah adalah barang siapa yang mempunyai rasa cinta yang dalam terhadap masjid untuk melaksanakan shalat berjama'ah di dalamnya maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan naungan pada hari kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ ...وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ... : متفق عليه
"Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu wa Ta'ala di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (diantaranya)......dan seseorang yang hatinya selalu terpaut pada masjid" (Muttafaqun Alaihi) Berkata Imam An-Nawawi رحمه الله ketika menjelaskan makna hadits di atas yaitu "Orang mempunyai rasa cinta yang dalam terhadap masjid dan kontinyu dalam melaksanakan shalat berjama'ah di dalamnya bukan berarti selalu tinggal didalam masjid" (lihat syarah An-Nawawi 7 : 121)


10. Keutamaan menunggu shalat


Dan diantara fadhilah shalat berjama'ah adalah barang siapa yang duduk untuk menunggu shalat ia akan senantiasa dido'akan oleh para malaikat, makhluk yang tidak pernah bermaksiat kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
لاَ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ . التحريم : 6
"Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS. At Tahrim :6) Rasululah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فِي صَلاَةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُو لَهُ الْمَلاَئِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْه : رواه مسلم
"Apabila salah seorang dari kalian duduk untuk menunggu shalat di masjid maka dia senantiasa dalam keadaan shalat selama ia tidak berhadats (dan) para malaikat akan mendo'akannya : "Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah rahmatilah dia" (HR. Muslim)

11. Keutamaan berada di shaf pertama


Dalam shalat berjama'ah terdapat shaf dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah melebihkan shaf awal atas shaf lainnya dikarenakan didalamnya terdapat fadhilah yang sangat agung. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ اْلأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا : رواه البخاري
"Kalau seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan melakukan undian niscaya mereka akan melakukannya" (HR. Bukhari) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak menjelaskan tentang fadhilah apa yang terkandung didalamnya hal ini menunjukkan betapa besarnya pahala yang terdapat didalamnya. Dan telah datang beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa shaf awal juga menyerupai shafnya para malaikat, sebagaimana juga terdapat riwayat bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala dan malaikat-Nya bershalawat terhadap orang-orang yang berada di shaf awal dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah memintakan ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas orang-orang yang berada di shaf pertama dan kedua (Lihat Ahammiyatu Shalatil Jama'ah : 21-24).


12. Keutamaan berada di shaf sebelah kanan


Diriwayatkan dari Aisyah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى مَيَامِنِ الصُّفُوفِ : رواه أبو داود
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang berada pada shaf sebelah kanan" (HHR. Abu Daud dan Ibnu Majah). Dan adalah para shahabat menyukai untuk senantiasa berada di bagian kanan shaf apabila mereka shalat dibelakang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Al-Bara' Radhiyallahu 'anhu berkata :
كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللهِ أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ فَيُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهَِ : رواه أبوداود
"Kami apabila shalat di belakang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam lebih kami sukai untuk kami berada di sebelah kanan beliau karena beliau menghadapkan wajahnya (pertama kali) kepada kami (saat salam)" (HSR. Abu Daud)


13. Keutamaan mengucapkan amin bersama imam


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah menjelaskan tentang fadhilah mengucapkan amin bersama-sama imam dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا قَالَ اْلإِمَامُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ : رواه البخاري
"Apabila imam mengucapkan "ghairul maghduubi 'alaihim waladdhaliin" maka katakanlah "Amin" karena barang siapa yang aminnya bertepatan dengan aminnya para malaikat maka akan diampuni dosanya yang telah lalu " (HR. Bukhari)


14. Pengampunan dosa atas orang yang melaksanakan shalat berjama'ah setelah menyempurnakan wudhu


Diantara fadhilah dari shalat jama'ah adalah kabar gembira dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam atas orang yang shalat berjama'ah setelah menyempurnakan wudhu berupa pengampunan dosa. Diriwayatkan dari Utsman bin Affan berkata "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوبَهُ : رواه مسلم
"Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya kemudian berjalan untuk melaksanakan shalat fardu bersama dengan manusia atau secara berjama'ah atau di dalam masjid maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengampuni dosa-dosanya" (HR. Muslim)


15. Dua pembebasan atas orang yang senantiasa mendapatkan takbir pertama imam selama empat puluh hari


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ صَلَّى ِللهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ اْلأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ : رواه الترمذي
"Barang siapa yang shalat selama empat puluh hari secara berjama'ah dan selalu mendapatkan takbir pertama, maka di tetapkan baginya dua pembebasan : Pembebasan dari api neraka dan pembebasan dari nifaq" (HHR. Tirmidzi). Ya Allah, janganlah Engkau wafatkan kami sebelum kami mendapatkan keutamaan-keutamaan ini.


16. mendapat pahala atas doa masuk ke masjid

Jama’ah masjid berkesempatan berdo’a tatkala masuk Masjid dengan do’a,: “Allaahummaghfirlii dzunuubii waftahlii abwaaba rahmatika.”
Artinya: Ya Allah... Ampunilah dosaku dan bukalah bagiku pintu rahmat-Mu

17. mendapat pahala atas doa keluar masjid

Demikian juga Jama’ah masjid berkesempatan berdo’a tatkala keluar Masjid dengan do’a,: Allaahummaftahlii abwaabarahmatika Artinya: Ya Allah... Bukalah pintu rahmat-Mu.

18. Mendapat pahala karena menjawab adzan dan berdoa setelah Adzan.

Jamaah Masjid lebih berpeluang untuk mendapat pahala dari menjawab adzan dibanding bila melakukan sholat munfarid. Dengan demikian dia juga berkesempatan menyampaikan doa setelah adzan, yaitu:
Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan ini, berikanlah dengan limpah karuniaMu kepada Muhammad kedudukan dan keutamaan (yang paling tinggi) dan limpahkanlah kepadaNya tempat yang terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya. (HR. Muslim, Abu Daud dan Ibn Majah)

19. Kabar Gembira Bagi Orang-orang yang Berjalan ke Masjid dalam Kegelapan akan Mendapatkan Cahaya yang Sempurna pada Hari Kiamat.

Dari Sahl bin Sa'ad Assaa'adi ia berkata : Rasulullah bersabda :Bergembiralah orang-orang yang berjalan menuju masjid dalam kegelapan karena akan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari kiamat. [Sunan IbnuMajah no. 764, 1/140. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah 1/130]


20. Kekaguman Allah Kepada Seseorang yang Melakukan Sholat Berjama'ah.

Dari Abdullah bin Umar ia berkata : Saya mendengar Rasullullah bersabda : Sesungguhnya Allah sangat kagum kepada seseorang yang melakukan shalat berjama'ah. [Musnad Imam Ahmad, hadits no. 5112, 7/120 Dihasankan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam Hamisyul Musnad 7/120, Lihat juga Silsilah Hadits Shahihah karya Al-Albani no.1652, 4/210]

21. Penulisan Atsar [Bekas] orang yang datang menuju masjid

Abdullah bin Abbas Berkata : Adalah kaum Anshor mempunyai tempat [rumah]yang jauh dari masjid kemudia mereka menginginkan untuk pindah, maka turunlah ayat : [Dan kami menuliskan apa yang mereka kerjakan danbekas-bekas yang mereka tinggalkan]. Rasulullah Bersabda : Tetaplah dirumah-rumah kalian [HR. Ibnu Majah no. 769, 1/141. Dishahihkan Al-Albanidalam Shahih Ibnu Majah 1/131 dan Shahih targhib wa tarhib 1/195]5.

22. Berebutnya Para Malaikat Dalam Menulis Amal Seseorang yang Sedang dalam Berjalan Menuju Masjid untuk Sholat Berjama'ah.

Dari Ibnu Abbas ia berkata bahwa rasulullah bersabda : Pada suatu malamTuhanku tabaraka wa ta'ala mendatangiku dalam bentuk yang paling indah.Ibnu Abbas mengatakan : Saya kira apa yang disabdakan Rasul itu :Melihatnya dalam mimpi maka Allah berfirman : Hai Muhammad! Tahukah kamuapa yang diperebutkan oleh Al-Malail A'la [malaikat yang terdekat] ? Beliaubersabda : Maka Allah meletakkan tangannya diantara pundakku sehingga akudapatkan dinginnya diantara kedua dadaku. Atau beliau bersabda : Dileherku maka aku ketahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Allah berfirman : Hai Muhammad tahukah kamu apa yang diperebutkan olehpara malaikat terdekat ?
Aku menjawab : Ya dalam kaffarat. Dan kaffarat ialah : Tinggal di masjid setelah sholat, dan berjalan kaki menuju sholat jama'ah serta menyempurnakan wudhu dalam makarih. [Jami'At-Turmudzi,Syaikh Al-Albani mengatakan tentang hadits ini shahih. Lihat Shahih SunanTurmudzi 3/98 dan Shahih Targhib Wa Tarhib 1/194].

23. Turut mendapat ampunan dari Allah karena keikhlasan jamaah lainnya.

Sebagian ulama mengatakan bahwa jika shalat jamaah telah usai dikerjakan, maka Allah SWT memperhatikan hati dan keiklasan, lalu Allah menurunkan ridla-Nya kepada para jamaah itu, menerima shalat dan mengampuni dosa-dosa mereka. Jika kebaikan dan keiklasan tidak ditemukan pada hati imamnya, maka Allah melihat hati para makmumnya. Jika dalam hati salah seorang makmum itu ditemukan kebaikan dan keikhlasan maka Allah ridla dan menerima shalat mereka semuanya. Jika tidak ditemukan kebaikan-kebaikan tersebut, maka Allah melihat kaifiyah shalatnya, berdiri, ruku dan sujudnya, lalu Allah pun menurunkan keridhoan-Nya mengampuni dosa-dosa mereka.”

24. Bisa melaksanakan sholat tahiyatul masjid

Karena jama’ah Masjid cenderung menghidupkan sholat-sholat sunah semisal tahiyatul Masjid. Tentang hal ini Rasulullah Saw bersabda yang artinya: "Apabila salah seorang diantara kamu datang ke masjid, maka hendaklah ia shalat dua rekaat sebelum duduk" (HR. Jamaah dari Abu Qatadah).

25. Termasuk kedalam golongan orang yang meramaikan masjid dan cerminan mukmin yang taat dan takwa.

Firman Allah didalam Al-Qur'an:

" Yang akan memakmurkan masjid-masjid hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan dihari kemudian, mendirikan shalat, membayar zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (Al-Qur'an Surat At Taubah ayat 18)

Khusus kepada kaum laki-laki, diharapkan agar rajin mendatangi masjid untuk melakukan shalat lima waktu yang lebih utama dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Disamping untuk melaksanakan shalat berjamaah, kedatangan seorang muslim ke masjid juga untuk memakmurkan masjid dengan melakukan berbagai aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi dia sendiri, keluarga dan masyarakatnya Islam lainnya. Kedatangan seorang muslim ke masjid guna memakmurkannya, maka kita tidak meragukan lagi tentang keimanannya,

Rasulullah Saw bersabda yang artinya: "Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman" (HR. Tirmidzi dari Abu Sa'id Al Khudri).

26. Mendapat pahala atas doa perjalanan menuju masjid

Jama’ah masjid berkesempatan berdo’a tatkala melakukan perjalanan menuju Masjid dengan do’a,:
Allaahummaj'al fii qalbii nuuran wa fii lisaanii nuuran waj'al fii sam'ii nuuran waj'al fii basharii nuuran waj'al min khalfii wa min amaamii nuuran waj'al min fawqii nuuran wa min tahtii nuuran. Allahumma a'thinii nuuran.
Artinya : Ya Allah, jadikanlah dalam qalbuku cahaya, dalam lisanku cahaya, jadikanlah dalam pendengaranku cahaya dan dalam penglihatanku cahaya. Jadikanlah dari belakang-ku cahaya dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya dan dari bawahku cahaya. Ya Allah, berilah aku cahaya tersebut. (HR.Muslim)

27. Mendapat pahala atas dakwah dengan berjihad menegakkan nilai-nilai Islam pada diri pribadinya dan secara tidak langsung mengajak masyarakat sekitarnya.

Allah berfirman:

"Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas" [An-Nur : 36-38]


Masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah memuliakan serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan masjid.Allah juga berfirman:
"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah"..[Al-Jin..18]Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya dan mengharapkan pahala di sisi-Nya. Dengan demikian sudah seharusnyalah kaum muslimin berbondong-bondong pergi ke masjid untuk sholat berjamaah.
Perhatikanlah shalat berjamaah jangan engkau tinggalkan keutamaannya. Sungguh indah hidup bersama ketika berada dalam satu jamaah. Buat apa mendalami pelajaran, bila yang utama dikesampingkan. Jikalau jamaah ditinggalkan mudahlah dirimu diterkam serigala, karena melihat engkau berdiri sendirian. Selain itu satukan fisik dan hati-hati anda dengan jama’ah yang lainnya. Di Masjid yang Bersatu dan bertemu bukan hanya fisik dan raga kita saja. Tetapi juga hati dan jiwa kita bersatu dengan hati mukmin yang lainnya. Saling mencintai dan mendukung karena Allah semata. Itulah sunah Nabi SAW
yang hidup sepanjang masa.
Dalam ungkapan syair berhubungan dengan shalat berjamaah ini salah satu untaiannya berbunyi "Walima Ta'allum" artinya Untuk apa mempelajari ilmu apabila meninggalkan keutamaan sebagian pokok perdagangan di akhirat. Karena buah dari ilmu yang bermanfaat adalah dengan mengamalkannya. Itulah antara lain 27 keutamaan shalat berjamaah di masjid….]